Di bulan Agustus IHSG bergerak dengan sangat fluktuatif karena adanya faktor-faktor negatif dari eksternal yang mempengaruhi sentimen investor. Krisis-krisis mulai bermunculan dimulai oleh Turki yang nilai mata uangnya Lira sudah jatuh besar terhadap US Dollar. Baru-baru ini terdengar krisis baru di Argentina dengan penyebab yang sama yaitu pelemahan mata uang terhadap US Dollar. Sedangkan mata uang Rupiah sudah melemah cukup besar hingga Rp 14.700/USD. Oleh karena itu pasar saham di Indonesia ikut bergejolak. Namun sebagai investor kita harus tetap tenang dan menemukan peluang karena hal itulah yang akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang.
IHSG yang berfluktuatif dan cenderung turun membuat banyak saham yang turun dan memberikan peluang kepada investor yang ingin membelinya. Ada yang bilang bahwa pasar sangat tidak kondusif di tahun ini dan ini merupakan waktu yang tidak tepat dalam berinvestasi. Namun saya selalu menegaskan bahwa investor harus terus berinvestasi karena dalam jangka panjang nilai investasinya akan meningkat walau pasar tidak kondusif. Setiap bulan saya selalu memberikan rekomendasi saham dividen karena saham dividen layak ditabung untuk memberikan pendapatan pasif dalam jangka panjang. Berikut ini adalah rekomendasi 3 saham dividen yang bagus untuk dibeli pada bulan ini:1. Wahana Ottomitra Multiartha (WOMF)
Dalam beberapa hari terakhir Wahana Ottomitra Multiartha (WOMF) baru melaporkan kinerja Q2 2018. Laporan keuangan ini mengalami keterlambatan karena laporan keuangannya dilakukan audit yang biasanya pada perusahaan lain tidak dilakukan audit karena hanya merupakan laporan keuangan kuartal. Pada laporan keuangan Q2 2018 WOMF terlihat dengan jelas bahwa kinerjanya meningkat dengan pesat. Tercatat pendapatan meningkat 25,9% dan laba bersih meningkat 116%! EPS WOMF pun juga meningkat dari Rp 16,50/lembar menjadi Rp 30,31/lembar atau meingkat sebesar 83,6%! Entah apa yang dipikirkan oleh Mr. Market kinerja yang cemerlang tersebut tidak dibarengi oleh valuasi yang mahal. Saham WOMF di harga 324 memiliki PER 6,23 dan PBV sebesar 1,07 dengan valuasi ini berarti saham WOMF dikategorikan sangat murah. Sejak tahun 2016 kinerja WOMF terus bertumbuh dan kini sahamnya masih potensial untuk melanjutkan uptrendnya. WOMF memberikan dividen sebesar Rp 15,5/lembar yang mencerminkan dividen yield sebesar 4,78% di harga 324. Saham WOMF sangat potensial mengingat valuasinya yang murah dan kinerjanya yang meningkat pesat.
2. Japfa Comfeed (JPFA)
Saham poultry mencuri perhatian di tahun ini dan saya sudah membahasnya dalam sebuah artikel. Kendati sudah cukup naik banyak namun saham poultry masih memiliki ruang untuk naik. Untuk saham dividen di sektor poultry terdapat Japfa Comfeed (JPFA). Pada Q2 2018 pendapatan JPFA naik sebesar 18,18% dan laba bersihnya naik sebesar 127,76%. Bila melihat valuasi JPFA dengan laporan keuangan 2017 maka JPFA tidak menarik karena memiliki valuasi PER 25,28 di harga 2200. Namun kinerja JPFA diproyeksikan bertumbuh dan EPS JPFA bisa mencapai Rp 189/lembar di tahun ini. Dengan begitu maka JPFA di harga 2200 memiliki forward PER sebesar 11,64 dan PBV 2,72 yang terlihat cukup murah. JPFA memberikan dividen sebesar Rp 50/lembar yang mencerminkan dividen yield sebesar 2,25% di harga 2200. Saham JPFA cukup potensial di tahun ini mengingat sektornya termasuk turnaround di tahun ini.
3. Wijaya Karya Gedung (WEGE)
Lagi-lagi saya merekomendasikan Wika Gedung (WEGE) yang sudah saya rekomendasikan pada bulan Juni 2018 dalam sebuah artikel. Saya merekomendasikannya di harga 200 dan saat ini sahamnya ada di level 240 maka investor yang membelinya di harga tersebut sudah mendapatkan keuntungan +20% dalam 2 bulan. Saya merekomendasikannya kembali karena kinerjanya sangat bagus dan sahamnya sangat murah untuk diabaikan. Pada Q2 2018 WEGE mencatatkan kinerja bagus pendapatan meningkat 84% dan laba bersih meningkat sebesar 69%. Kinerja diproyeksi meningkat hingga akhir tahun 2018 bahwa pendapatan dan laba bersih meningkat masing-masing 50% dari periode tahun lalu. Manajemen juga melakukan perubahan target dengan meningkatkan target kinerja, hal ini merupakan pertanda positif. Laba bersih diproyeksi sebesar Rp 443 miliar di tahun 2018 sedangkan di harga 240 WEGE memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 2,26 triliun yang mencerminkan PER sebesar 5,1 untuk target tahun ini alias sangat murah. Nilai kontrak WEGE bertumbuh dan dalam pertengahan saja sudah mencapai 76% dari target perolehan kontrak baru di tahun 2018. WEGE memberikan dividen yield sebesar 2,5% di harga 240. Saat ini saham WEGE memasuki uptrend dan masih potensial dalam beberapa tahun yang akan datang.
Kesimpulan:
Ketiga saham tersebut merupakan saham yang memiliki potensi besar di tahun ini dan beruntungnya juga memberikan dividen. Tanpa dividen pun saham-saham tersebut memiliki kinerja yang bagus dan bisa untuk ditahan dalam jangka panjang dengan terkecuali JPFA karena berada pada sektor yang fluktuatif.
Saya membuka jasa konsultasi investasi saham yang murah dan memiliki track record yang baik. Baca selengkapnya
Saya membuka jasa konsultasi investasi saham yang murah dan memiliki track record yang baik. Baca selengkapnya
0 komentar:
Post a Comment