Indahnya Alam Indonesia

Bukan kemewahan yang menentukan manusia untuk bahagia tetapi suasana hati orang-orang di sekitar kitalah yang membuat hidup ini jadi lebih berarti

Arti Sebuah Kata "Pulang"

Ada saatnya kita hidup untuk pulang, pulang pada sang maha Pencipta atau Pulang untuk keluarga

Bunga

Hiduplah seperti bung yang memberikan warna yang indah bagi sekelilingmu

Sendiri Itu Perlu

Dirimu yang sebenarnya adalah ketika tiada orang yang melihatmu

Lepaskanlah Tawamu

Dari senyum merekalah hati ini okut bahagia wahai anak=anak Indonesiaku

Saturday, March 31, 2018

Review Bulanan Pasar Maret 2018

Pada sepanjang bulan Maret IHSG bergerak turun dengan sangat signifikan. Pada tanggal 1 Maret IHSG dibuka dengan nilai 6605 dan ditutup pada tanggal 29 Maret sebesar 6188 terkoreksi sebesar 6,3%. Untuk nilai tukar rupiah terhadap US Dollar bergerak sideways dari 13.782 pada 1 Maret menjadi 13.748 pada 30 Maret. Harga minyak mentah WTI mengalami kenaikan di bulan Maret dari $61,5/bbl pada 1 Maret menjadi $64,9/bbl pada 29 Maret atau meningkat sebesar 5,5% dalam sebulan. Harga emas dunia bergerak fluktuatif dengan kecenderungan sideways dari $1.319/oz menjadi $1.325/oz sepanjang bulan Maret dengan kecenderungan turun di akhir bulan.
Review

Berikut ini adalah hightlight berita emiten di Bursa Efek Indonesia pada bulan Maret 2018:
1. Waskita Karya (WSKT)
Kementerian Badan Usaha dan Milik Negara (BUMN) berencana merombak jajaran direksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Perombakan tersebut akan dilakukan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di April mendatang. Perombakan ini juga berkaitan dengan kecelakaan kerja yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi para kontraktor dalam mengerjakan proyek-proyeknya.

2. Bumi Serpong Damai (BSDE)
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menetapkan target marketing sales tahun ini sebesar Rp 7,2 triliun. BSDE menyiapkan sejumlah proyek baru, antara lainThe Zora di BSD City serta Apartemen Southgate di TB Simatupang dan Klaska Residence di Surabaya. Marketing sales BSDE tahun lalu meningkat sekitar 16% menjadi Rp 7,23 triliun dari Rp 6,25 triliun pada tahun 2016. Artinya, marketing sales BSDE sama dengan capaian tahun lalu. Tahun lalu, BSDE membukukan kenaikan laba bersih Rp 4,92 triliun atau naik 173% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 1,79 triliun. Hermawan Wijaya, Direktur BSDE menyatakan kenaikan laba bersih didukung oleh pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 57% menjadi Rp 10,35 triliun secara year on year (yoy). Sedangkan pada tahun 2016, BSDE membukukan pendapatan Rp 6,6 triliun.

3. Garuda Indonesia (GIAA)
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatatkan jumlah kenaikan penumpang 3,5% menjadi 36,24 juta sepanjang tahun lalu. Sayangnya, meski jumlah penumpang bertumbuh, tetapi kinerja segmen domestik turun 1,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Analis BNI Sekuritas Thennesia Debora menduga, hal ini menjadi salah satu penyebab kerugian Garuda. Menurutnya, dalam bisnis maskapai sangat rawan perang tarif. Maskapai yang menawarkan harga lebih murah itulah yang dilirik masyarakat. Inilah yang menekan segmen domestik Garuda.  Sementara itu pada segmen internasional jumlah penumpang Garuda naik 8,1% menjadi 4,8 juta. Segmen internasional masih mampu tumbuh karena banyaknya orang yang berlibur ke luar negeri. Ditambah lagi dari segi tarif, tarif internasional Garuda masih cukup bagus. 'Sering pertanyaan kenapa penumpang naik, tetapi masih rugi. Ini karena pasengger yield-nya turun,' papar Thennesia. Sejak tahun 2012, pasengger yield atau harga rata-rata kursi per kilometer memang terus menunjukkan tren penurunan. Tahun lalu harga rata-rata kursi tercatat melemah menjadi 6,71% dari 6,93% pada 2016.

4. Indosat (ISAT)
Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. menyebut telah menyelesaikan 60% base transceiver station (BTS) dari total target 119 BTS yang akan dibangun perseroan melalui program Universal Service Oblgation (USO). Sebagaimana diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun lalu melaksanakan program dana USO, di mana dana tersebut dipungut dari para operator layanan telekomunikasi dengan porsi 1,25% dari total pendapatannya. Dana tersebut akan digunakan untuk mengakselerasi pembangunan BTS di daerah 3T (tertinggal, terpencil, dan terluar) sehingga perekonomian wilayah tersebut dapat tumbuh lebih baik. Group Head Corporate Communications PT Indosat Tbk. Deva Rachman menyampaikan selama 2017�2018, Indosat telah membangun hingga 60% BTS 2G di daerah-daerah 3T dan ditargetkan dapat diselesaikan pada tahun ini.

5. Gudang Garam (GGRM)
PT Gudang Garam Tbk mengusulkan pembangunan bandar udara (Bandara) Kediri, Jawa Timur. Produsen rokok berkode saham GGRM ini menjadi pemrakarsa tunggal sebagai bentuk Corporate Social Responsibility (CSR). Wakil Direktur PT Gudang Garam Tbk, Susanto Widyatmoko menjelaskan, pihaknya telah meminta izin ke Kementerian Perhubungan untuk membagun Bandara Kediri. Dia bilang, meski baru tahap awal dan belum ada estimasi nilai investasi, perusahaan siap mendanai konstruksi.

6. Adhi Karya (ADHI)
Adhi Karya Tbk (ADHI) berencana melepas beberapa anak usahanya untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Setidaknya tiga anak usaha perseroan direncanakan melantai di BEI secara bertahap. Ketiga entitas usaha yang sahamnya akan dilepas ke publik adalah PT Adhi Persada Gedung (APG), Adhi Commuter Property (ACP), dan Adhi Persada Property (APP). ADHI akan melepas APG menggunakan buku Juni, dan akan mencatatkan diri di BEI pada semester II 2018. APG berencana melepas 30% � 40% saham dengan target dana sekitar Rp1 � Rp1,5 triliun. ACP, anak usaha ADHI yang baru saja dibentuk, direncanakan melepas 30% sahamnya ke publik pada tahun 2019. Namun hal ini akan tetap bergantung pada hasil RUPS. ADHI juga akan melepas APP ke publik. Dalam Roadmap ADHI, APP ditargetkan mencatatkan saham di BEI pada tahun 2020. Namun jika tidak ada halangan, maka rencana ini bisa dilakukan pada tahun 2019.

7. Arwana Citramulia (ARNA)
Emiten keramik PT Arwana Citramulia Tbk.meraih sertifikat Green Label Indonesia (GLI) dari Green Product Council Indonesia (GPC Indonesia) karena memproduksi bahan bangunan ramah lingkungan. Chairman GPC Indonesia Hendrata Atmoko mengungkapkan emiten manufaktur dituntut menggunakan bahan baku ramah lingkungan dan efisien air dan energi selama proses produksi berlangsung. Adapun, emiten dengan kode saham ARNA tersebut memiliki total lima plant yang terletak di Tangerang, Gresik, OKI, Serang, dan Mojokerto. Saat ini, total kapasitas pabrik perseroan yaitu sebesar 58 juta meter persegi per tahun.

8. Perusahaan Gas Negara (PGAS)
Setelah Peraturan Pemerintah (PP) disetujui oleh Presiden Joko Widodo, pembentukan Holding BUMN Migas menunggu Keputusan Kementerian Keuangan (KMK). Presiden RI Joko Widodo telah membubuhkan tanda tangan persetujuannya atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 tahun 2018 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham Pertamina. Aturan tersebut merupakan landasan hukum dialihkannya saham negara di PT Perusahaan Gas Negara Tbk., (PGAS) kepada PT Pertamina. Jumlah saham Seri B milik Negara di PGN mencapai 56,96% dari total jumlah saham yang beredar. Pengalihan saham tersebut tidak termasuk Saham Seri A Dwiwarna yang hanya dimiliki oleh Negara RI dengan hak-hak khusus yang tidak dimiliki oleh klasifikasi saham seri B.

9. Matahari Putra Prima (MPPA)
Untuk menekan kerugian dan tingginya beban perusahaan, PT Matahari Putra Prima Tbk. akan melakukan efisiensi sepanjang tahun ini. Head of Corporate Communication PT Matahari Putra Prima Tbk. Fernando Repi menuturkan, efisiensi telah dilakukan sejak 3 tahun lalu, dengan menurunkan 50% biaya pemakaian listrik. Aksi efisiensi tersebut juga masih akan berlanjut hingga tahun ini, mengingat belum terlihatnya pemulihan ekonomi. Fernando mengatakan, akan melakukan efisiensi dari sisi karyawan serta meningkatkan produktivitas pegawai. Selain itu, emiten bersandi saham Hypermart bakal meninjau kembali beberapa gerai-gerai dan mengurangi ukuran gerai.
Saat ini, Hypermart tengah melakukan evaluasi beberapa gerai-gerai yang akan downsize. Selain itu, Hypermart juga tengah mengurangi SKU (stock keeping unit) dan fokus pada penjualan fast moving dan consumer goods. Fernando menuturkan, hampir secara keseluruhan penjualan di kota-kota besar, khususnya ibu kota provinsi dalam tren menurun. Selain itu, penjualan di tingkat kabupaten/kota ada juga yang sudah dua tahun tidak mencatatkan pertumbuhan.

10. Krakatau Steel (KRAS)
Kementerian Badan Usaha Milik Negara optimistis PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. mencatatkan kinerja positif pada tahun ini sejalan dengan pencapaian kinerja tahun lalu.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Fajar Harry Sampurno mengatakan telah meminta Krakatau Steel untuk menyelesaikan proyek investasi. Salah satunya yakni pabrik blast furnace. Di sisi lain, Direktur Utama Krakatau Steel Mas Wigrantoro Roes Setiyadi menargetkan pertumbuhan penjualan 40% pada 2018. Salah satu langkah yang ditempuh dengan membuat perjanjian pasokan jangka panjang dengan pelanggan potensial serta sinergi BUMN. Mas menyatakan perseroan akan meningkatkan efisiensi biaya operasi. Dengan demikian, kinerja keuangan diharapkan terus membaik pada tahun ini.

Friday, March 30, 2018

SELAMAT PASKAH


Paskah membawa pesan positip universal tentang pengorbanan. Kebesaran jiwa seseorang diukur dari seberapa sedia membayar harga (berkorban) dan menukar kepentingan pribadi untuk kepentingan yang lebih besar, bukan diukur dari seberapa hebat, berpengaruh dan berkuasa. Selamat Paskah 1 April 2018 bagi sahabat pemenang yang merayakannya

BHIT EKSPANSI KE TAIWAN


 PT MNC Investama Tbk (BHIT) terus memperluas perdagangan di beberapa negara, salah satunya Taiwan. Pihaknya ingin memperluas perdagangan barang dan jasa di Taiwan. 

Hal ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT MNC lnvestama Tbk dengan Dewan Pengembangan Perdagangan Eksternal Taiwan (TAITRA).

"Iya jadi kami bisa melakukan perdagangan, misalnya makanan, pakaian, apa saja bisa kita ekspor ke sana. Ini seperti pertukaran perdagangan, perdagangan barang dan jasa," ujar Direktur Utama MNC Investama, Darma Putra di Gedung iNews, Jakarta, Jumat (30/3/2018).

Dengan perjanjian ini, MNC antusias untuk melakukan kerja sama perdagangan dengan Taiwan. Karena pasar investasi di Taiwan sangat baik, dan ini kesempatan untuk melakukan ekpansi di negara tersebut.

"Kalau dilihat (perjanjian perdagangan) sebenarnya setingkat antar negara. Karena kami kenal dekat dengan TAITRA dan mereka seperti Kadin-nya Taiwan. Mereka sedang giat-giatnya mempromosikan Taiwan ke indonesia, saling timbal balik investasi," katanya.

Hanya saja karena kerja sama ini baru dilakukan, Darma belum bisa menghitung mengenai jumlah investasi yang akan dikeluarkan perseroan dalam pertukaran dagang dengan Taiwan. 

"Belum kami hitung, yang jelas potensi investasi ini sangat baik dan bagus. Dan kami terus memonitor kerja sama perdagangan ini," katanya.


HANYA SEBUAH PENA DI TANGAN SANG PENULIS






Sebuah piano tak lebih dari barang usang yang berada di sudut ruangan, namun ditangan Bethoven, piano mengeluarkan symphoni yang luar biasa. Bagi kita bola basket mungkin tak ada bedanya dengan bola biasa yang punya daya pantul, tapi di tangan Michael Jordan bola itu kelihatan hidup dan mencengangkan !

Siapa peduli dengan pena sederhana, namun di tangan William Shakespeare pena sederhana itu menghasilkan karya yang begitu mahal. Kuas tak bermerkpun akan menjadi hebat di tangan Leonardo da Vinci.

Sekali lagi bukan karena bendanya, tetapi karena si empunya benda ! Alangkah naif kalau benda itu menyombongkan kehebatannya sendiri dan merasa dirinyalah yang mampu melakukan semuanya itu. Sayangnya hal seperti ini seringkali terjadi dalam kehidupan kita.

Bukankah seringkali kita berkata bahwa oleh karena tangan kitalah, oleh karena kekuatan kitalah, oleh karena pengalaman kitalah atau oleh karena kekayaan kitalah maka semuanya itu ada? Itu seperti sebuah pena yang merasa lebih hebat dari sang penulis. Itu seperti sebuah kuas yang merasa lebih hebat daripada sang seniman ! 

Ya, hanyalah alat dari sang pemilik kehidupan. Semua yang berhasil dicapai bukan karena kuat dan hebatnya kita

Bluefame.com
#bagian tertentu diedit sahampemenang

Thursday, March 29, 2018

Mencoba Memprediksi Pasar Dalam Jangka Pendek Itu Sulit

Bagi anda yang merasa bisa untuk memprediksi pasar dalam jangka pendek ataupun memprediksi bahwa akan terjadi bear market atau bull market maka anda belum berada di dalam pasar dalam jangka waktu yang lama. Banyak analis ataupun pakar-pakar profesional yang mencoba untuk memprediksi pasar namun banyak prediksi yang meleset. Bahkan para manajer portofolio aset saham banyak yang memprediksi dengan salah. Mereka memiliki aset yang besar dan data yang berlimpah untuk dianalisa namun prediksi mereka seringkali meleset dibandingkan dengan benar. Bahkan George Soros yang menghancurkan Bank of England dan perekonomian Asia Tenggara bisa salah memprediksi pergerakan harga saham perusahaan teknologi di akhir 1990-an. Lalu bagaimana dengan kita orang biasa yang tidak memiliki banyak data? 

Berpikir Keras

Arah Pasar Sulit Ditebak
Bila anda cukup lama di dunia investasi yang cenderung berfluktuatif seperti saham maka anda akan melihat bahwa pergerakan pasar sulit ditebak. Terkadang indeks pasar naik dengan pesat dan turun dengan dalam tanpa adanya berita. Atau yang lebih parahnya lagi ketika indeks naik disaat ada berita buruk dan turun ketika ada berita baik. Hal ini terdengar bertolak belakang dengan logika dan teori tentang pasar yang efisien. Namun hal inilah yang kenyataannya terjadi di lapangan. Benjamin Graham yang salah satu investor terbaik mengatakan "Dalam jangka pendek pasar adalah mesin pemilih dan dalam jangka panjang pasar adalah mesin penimbang". Bahkan Warren Buffett mengatakan "Aku tidak pernah memprediksi arah pasar" dan Peter Lynch juga mengatakan dalam bukunya bahwa memprediksi pasar adalah perbuatan yang sia-sia.

"Memprediksi Pasar Dalam Jangka Waktu Harian Seperti Bermain Poker Namun Dengan Kartu yang Tertutup" -Peter Lynch-
Hal yang dikemukakan oleh Peter Lynch ini terlihat benar adanya karena arah pasar sangat sulit ditebak. Terkadang indeks bisa naik sepanjang hari hingga sebelum penutupan malah berbalik menjadi negatif dan begitupula sebaliknya. Ketika kita memprediksi pasar dalam jangka pendek apa yang kita lakukan tersebut tidaklah berbeda dengan apa yang dilakukan oleh penjudi namun dengan catatan bahwa kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bisa saja sebuah saham dipermainkan oleh pemain besar yang kekuatan dananya dapat menggerakkan pasar dan kita tidak tahu apa-apa hanya menganalkan monitor aplikasi trading. Itulah mengapa hal tersebut seperti bermain poker dengan kartu yang tertutup dan lebih baik anda bermain poker daripada menjadi day trader karena jika anda kalah maka anda masih mendapatkan sensasi dan pengalaman dari permainannya sedangkan dengan trading anda akan merasa ingin memukul layar monitor anda. Saya tidak menyuruh anda untuk melakukan perjudian dan itu hanyalah sebagai perbandingan saja.

Kesimpulan:
Memprediksi pasar dengan akurat dalam jangka pendek itu adalah pekerjaan yang sangat sulit dan bahkan tidak mungkin. Kebanyakan investor di awal merasa percaya diri dan merasa bisa untuk memprediksi pergerakan pasar. Namun pada kenyataannya para analis dan manajer dana profesional gagal dalam memprediksi pasar dengan banyaknya sumber data yang ada. Mereka saja tidak bisa bagaimana dengan trader biasa yang minim data. Ini ibarat "katak yang berada di dalam kolam, dia tidak mengerti masih luasnya dunia yang ada di luar".

PRESIDEN RESMIKAN TOL NGAWI-KERTOSONO


??Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian jalan Tol Ngawi-Kertosono, dengan harapan mempercepat laju roda perekonomian dan memudahkan akses dari wilayah Jawa Timur ke Jawa Tengah, maupun sebaliknya.
PT Waskita Karya (Persero) selaku kontraktor ?telah menyelesaikan proyek jalan Tol Ngawi�Kertosono Paket 1 dengan ruas Ngawi, Magetan dan Madiun sepanjang 20 km dari total keseluruhan jalan tol sepanjang 87 km.


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Presiden Jokowi Resmikan Jalan Tol Ngawi-Kertosono, http://www.tribunnews.com/nasional/2018/03/29/presiden-jokowi-resmikan-jalan-tol-ngawi-kertosono.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono 
Editor: Adi Suhendi

Jangan Menangkap Pisau yang Jatuh

Di dalam dunia investasi terutama saham ada istilah yang cukup populer yaitu "Jangan menangkap pisau yang jatuh, kamu akan terluka". Di dunia nyata hal itu akan terlihat cukup masuk akal dan sangat berbahaya dan begitupula di dalam investasi saham. Menangkap saham dengan karakteristik pisau yang jatuh akan memberikan kerugian yang besar terhadap investor dan jumlahnya tidak sedikit. Saham dengan karakteristik ini biasanya mengalami penurunan yang tidak dapat diprediksi dan itu akan menyebabkan nilai investasi anda berkurang. Tentu saja saham dengan karakteristik ini akan berbeda dengan saham yang hanya terlihat dihiraukan pasar karena saham dengan karakteristik pisau yang jatuh memiliki cerita negatif di dalamnya. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai saham seperti apa yang masuk dalam kategori ini dan efek negatifnya terhadap investor.

Menangkap Pisau yang Jatuh

Definisi Pisau yang Jatuh (Falling Knive)
Saham yang memiliki karakteristik ini merupakan saham yang mengalami penurunan dengan tajam dan cepat serta secara terus menerus sehingga membentuk pola downtrend. Penurunan saham ini bukan hanya dipengaruhi oleh fluktuasi pasar dan seringkali dibelakangnya terdapat cerita negatif seperti fundamental yang memburuk, sebuah skandal atau rumor-rumor negatif lain yang menyebabkan harga sahamnya anjlok dan turun secara besar-besaran. Ketika turun ini investor terkadang menjadi tergiur untuk membelinya karena merasa harga yang turun tersebut membuat harga sahamnya menjadi murah. Secara teori memang penurunan harga tersebut akan membuat sahamnya menjadi murah namun jika masa depan terlihat suram maka harga murahpun akan terlihat mahal. Mengapa? Karena investor membeli saham untuk masa depan bukan harga di masa sekarang. Sungguh percuma membeli perusahaan yang terlihat murah dari laporan keuangan yang telah dikeluarkannya namun kemudian perusahaan merugi dan menjadi bangkrut maka investasi dari investor yang menanamkan sahamnya akan hilang juga.

Tidak Ada yang Mengetahui Sampai Kapan Penurunan Berlangsung
Ketika sebuah harga turun dengan ditambahkan cerita buruk didalamnya maka ada dua kemungkinan. Pertama saham tersebut bisa berubah menjadi saham pemenang jika ceritanya tidak terbukti memberikan dampak besar dan kondisinya membaik, atau yang kedua yaitu ketika cerita buruk itu terbukti benar dan terus menggerogoti saham dari perusahaannya. Semua investor berharap pada skenario yang pertama namun apabila yang terjadi adalah skenario yang kedua maka penurunan harga sahamnya bisa terjadi secara terus-menerus. Trend yang belum berbalik memiliki kecenderungan untuk meneruskan jejaknya di masa depan dan selama belum ada katalis positif maka penurunan tersebut bisa terjadi secara terus menerus. Sebuah saham yang memiliki fundamental yang bagus pun juga bisa turun secara terus menerus karena sebuah sentimen yang negatif. Apabila anda bukan merupakan investor jangka panjang sejati maka kemungkinan besar anda akan menyesal karena membelinya. Tunggulah hingga trend berbalik dan berita menjadi positif sebelum anda membeli saham-saham yang memiliki isu negatif.

Contoh yang Terjadi
Tentu saja hal ini berdasarkan kenyataan yang terjadi di pasar dan banyak saham yang bisa dijadikan sebuah contoh. Saya akan memberikan contoh saham yang terkenal yaitu BUMI yang berada pada level 8000 di tahun 2008 namun kemudian terjadi penurunan harga batubara dan harganya saat ini jauh dibandingkan dengan harga puncaknya. Ada lagi cerita saham AISA yang terkena skandal beras di hari pengumuman penggerebekan harga sahamnya turun dari 1400-an menjadi 1200-an dalam sehari dan hingga di harga yang sekarang. Investor yang menganggap penggerebekan sebagai kesempatan akan dibuat pusing karena nilai investasinya tinggal separuh sekarang. Bahkan baru-baru ini harga saham Facebook (NASDAQ:FB) mengalami penurunan yang besar hanya dalam beberapa hari karena sebuah skandal pencurian data oleh Cambridge Analytica. Tidak ada yang tahu penurunan harga saham akan terjadi sampai kapan dan apabila situasi semakin memburuk harga sahamnya juga akan semakin menurun.

Strategi Alternatif
Menangkap pisau yang terjatuh sangat berbahaya dan tentu saja mengambil pisau yang sudah terjatuh di lantai tidak berbahaya. Dari kalimat ini anda seharusnya sudah sadar bahwa begitupula di saham strategi yang bagus adalah menunggu saham untuk cooling down. Setelah isu, berita negatif, fundamental membaik maka harga sahamnya memiliki kesempatan untuk naik. Menunggu keadaan berubah menjadi baik lebih memiliki risiko yang kecil dibandingkan dengan membeli saham yang sedang diterpa berita yang buruk. Strategi ini merupakan strategi untuk membeli saham turnaround. Saham dengan karakteristik pisau yang jatuh merupakan kandidat untuk menjadi saham turnaround namun itu hanya akan terjadi jika keadaan menjadi lebih baik.

Kesimpulan:
Banyak investor yang hanya terpaku pada pergerakan harga saham yang turun tanpa memerhatikan cerita yang ada di belakangnya. Saham yang memiliki karakteristik ini biasanya memiliki cerita negatif di belakangnya dan penurunannya bisa berlangsung terus menerus. Oleh karena itu lebih baik menunggu hujan reda dan langit berubah terang sebelum melakukan sebuah perjalanan.

Wednesday, March 28, 2018

Baru IPO Kinerja Panca Budi Idaman (PBID) di 2017 Terlihat Menarik

Panca Budi Idaman (PBID) merupakan salah satu emiten yang IPO di tahun 2017 yaitu tepatnya Panca Budi listing perdana di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 13 Desember 2017. Mungkin banyak dari anda yang tidak mengenal perusahaan Panca Budi ini. PBID merupakan perusahaan yang memproduksi plastik dengan merek yang terkenal di industrinya yaitu Tomat, Wayang dan Bangkuang. Plastik yang diproduksi adalah plastik biasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga untuk membungkus makanan atau plastik kantung belanja. Industri plastik terus berkembang dan menurut perseroan Indonesia merupakan negara yang memiliki pengguna plastik per kapita yang kecil. Panca Budi sendiri merupakan perusahaan yang menjadi pemimpin di industri plastik ini sehingga kinerjanya layak untuk dicermati.
Logo PBID Panca Budi


1. Kinerja Tahun 2017
Panca Budi Idaman (PBID) mencatatkan kinerja bertumbuh di tahun 2017. Pendapatannya meningkat sebesar 10,16% yakni dari Rp 3,16 triliun di tahun 2016 menjadi Rp 3,49 triliun di tahun 2017. Kendati laba bersihnya turun namun hal yang perlu dicermati adalah komposisi dari laba bersih itu sendiri. Dilihat dari laporan keuangannya bahwa komprehensif di tahun 2016 ditopang oleh revaluasi yang menyebabkan laba komprehensif di tahun 2016 sangat besar dan itu tidak terjadi di tahun 2017. Investor bisa menghiraukan revaluasi ini dan tetap fokus pada laba bersih yang dihasilkan dari bisnisnya sendiri. Laba bersihnya meningkat dengan perolehan Rp 230,87 miliar di tahun 2017 atau meningkat 66,78% dari Rp 138,42 miliar di tahun 2016. Margin labanya juga meningkat yakni margin laba kotor di tahun 2017 sebesar 14,9% meningkat dari 12,3% pada periode sebelumnya dan margin laba bersih juga meningkat 4,36% menjadi 6,61% di tahun 2017. Dilihat dari data ini maka kemampuan perusahaan dalam mencetak keuntungan semakin baik.

2. Industri yang Bertumbuh dan Aman
PBID berada pada industri plastik untuk rumah tangga yang merupakan kebutuhan yang selalu dibutuhkan masyarakat untuk sehari-hari. Perbelanjaan di pasar ataupun pengemasan semuanya membutuhkan plastik dan itu membuat PBID masuk dalam industri barang konsumsi yang selalu dibutuhkan di berbagai kondisi ekonomi (Consumer Staples). Industri plastik kemasan di Indonesia terus bertumbuh dan menurut riset pasar dari perseroan rata-rata pertumbuhan pasar plastik kemasan meningkat 5,5% setiap tahunnya. Selain itu Indonesia merupakan negara yang memiliki konsumsi plastik per kapita yang lebih kecil dibandingkan dengan negara tetangga di ASEAN. Indonesia sendiri hanya mengonsumsi plastik 17 kg/kapita dan hal itu lebih rendah dibandingkan Malaysia 35 kg/kapita, Thailand 40 kg/kapita, Singapura 40 kg/kapita dan Eropa Barat 100 kg/kapita. Sehingga dengan pertumbuhan penduduk dan efisiensi yang masih kecil maka ruang industri plastik kemasan untuk tumbuh di Indonesia masih terbuka lebar. Selain itu karakteristiknya yang selalu dibutuhkan dan harganya yang sangat terjangkau membuat industri plastik kebal di berbagai kondisi ekonomi.

3. Valuasi Harga Saham
Panca Budi melakukan IPO di bulan Desember dengan harga 850/lembar dan saat ini harganya sudah naik menjadi 910/lembar namun dengan keluarnya laporan keuangan tahun 2017 membuat valuasinya menjadi menarik. Dengan laba bersih per saham PBID yang mencapai Rp 148,8/lembar maka saham PBID saat ini di harga 910 diperdagangkan dengan PER 6,1 dan PBV sebesar 1,4 yang terlihat cukup murah untuk saat ini. Saham PBID sudah mengalami kenaikan dari harga IPOnya di 850 hingga pernah mencapai titik tertinggi di 950 dan kemudian turun di level 910. Meski tidak seperti saham IPO yang melesat secara besar-besaran namun itu justru membuat valuasi saham PBID menjadi sangat murah sekarang.

Kesimpulan:
Saham IPO biasanya mencatatkan kinerja yang bagus karena permodalan yang kuat dan salah satunya adalah PBID. Berada pada sektor yang bertumbuh dan kinerja yang bagus serta valuasi yang murah membuat saham PBID layak dikoleksi untuk investasi di harga sekarang yakni 900-an.

WINDOW DRESSING Q1


11:45 PM - Kev: Pak sem mau tanya.. Ini maksudnya wd, window dressing itu ya pak?
11:45 PM - Kev: terakhir Bsk wd nya ya? Trus cuman 3 saham ini (smbr. nikl. inaf) aja pak yg wd?
11:48 PM - sahampemenang premium ~ utama: kev, blue chip juga potensi d WD tp 3 shm ini yg sdh berulang d WD. msh ingat 1 minggu jelang akhir th yll kita jg bidik 3 shm ini ?
11:49 PM - sahampemenang premium ~ utama: small WD akhir q1, q2, q3. big WD akhir q4

FLUKTUASI PASAR TRADING ITU BIASA


20) fluktuasi pasar trading mmg seperti itu. d saham, metode plg nyaman ya..value investing, seperti yg d terapkan WB dan LKH. tetapi konsep ini perlu kesabaran tingkat tinggi.

seperti LKH, salah beli ptro d hrg semi monas 1200-an, 4 th kemudian jd 275, beliau justru bilang....ini peluang hebat, dg modal yg sama bisa dpt jumlah saham 4x lipat.


ternyata beliau benar. th ke 5 panen raya.


kalo ptro lsg naik dr 1200 ke 2400 dia hy untung 100%

dg ptro trn sd 275. beliau tdk hy cuan beratus-ratus % dr hrg krn trn beliau trs beli, tetapi juga dari jumlah saham yg berlipat.

21) psr trading itu byk ranjau. krn itulah kt trpkan konsep trading, semi invest, dan invest yg ckp ketat.

seperti jatah 5 saham semi invest, sampai saat ini msh blm kita isi.

22) kalo teman2 py trio smbr/inaf/nikl...seperti pendpt td pagi
bole bertarung sd bsk. krn WD nya besok.

SAHAM GORENGAN FINN



Gorengan akhir pekan finn. Saham gorengan resiko lebih besar dari saham normal, gunakan dana lebih kecil dan terapkan CL 3%

BI, KOMANDAN BARU DAN HARAPAN BARU


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi XI DPR RI memutuskan untuk memilih Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI). Tidak hanya itu, Komisi XI DPR RI juga memilih Dody Budi Waluyo sebagai Deputi Gubernur BI. Perry dan Dody terpilih secara aklamasi oleh Komisi XI DPR RI. Adapun total anggota yang hadir mencapai sekitar 36 orang. "Dua-duanya (Perry dan Dody) memiliki rekam jejak mumpuni, dua-duanya (di bidang) moneter," kata Ketua Komisi XI DPR RI Melchias Markus Mekeng di Gedung DPR MPR RI, Rabu (28/3/2018) petang. Mekeng menjelaskan, Dody sebelumnya menjabat sebagai Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, yang berada di bawah Perry. Sehingga, keduanya diharapkan dapat menciptakan kerja tim yang baik. Baca juga: Perry Warjiyo: Saya Orang Desa dari Keluarga Sangat Miskin Usai memilih Perry dan Dody, Mekeng menyatakan Komisi XI berharap keduanya dapat menjaga stabilitas nilai tukar ini dan inflasi agar bisa lebih baik. Hal ini mengingat adanya gangguan pada nilai tukar rupiah saat ini dan menimbulkan kepanikan. "Padahal ekonomi kita sedang sehat dan baik. Ini kontradiksi," sebut Mekeng. Perry menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) pada hari ini mulai pukul 10.00 hingga sekira pukul 15.30. Sementara itu, Dody menjalani fit and proper test di hari sebelumnya. Selain Dody, ada dua orang kandidat lain yang mengikuti fit and proper test. Keduanya adalah Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat dan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulverdi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perry Warjiyo Gubernur BI, Dody Budi Waluyo Deputi Gubernur BI", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/28/174117526/perry-warjiyo-gubernur-bi-dody-budi-waluyo-deputi-gubernur-bi
Penulis : Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : Erlangga Djumena

ASSA Mencatatkan Kinerja yang Bagus di Tahun 2017

Adi Sarana Armada (ASSA) merupakan perusahaan yang menyediakan jasa penyewaan mobil. ASSA sudah mengeluarkan laporan keuangannya untuk tahun 2017 penuh dan hasilnya tidak berbeda jauh dengan kenaikan di laporan Q3 2017. Adi Sarana secara konsisten mencatatkan kinerja pertumbuhan dan hal tersebut mendongkrak pendapatan serta laba bersihnya. Dalam tiga tahun terakhir pendapatan ASSA selalu bertumbuh dan itu merupakan hal yang bagus. Kendati mengalami penurunan laba pada tahun 2015 namun saat ini ASSA mencatatkan kinerja yang selalu bertumbuh. Manajemen memproyeksi bahwa bisnisnya akan tetap bertumbuh di tahun 2018 selain itu kendati laba bersihnya naik pesat harga sahamnya masih di hargai murah sehingga layak untuk dianalisa.
Kantor ASSA Adi Sarana Armada

Kinerja Tahun 2017
Sepanjang tahun 2017 Adi Sarana Armada mencetak pendapatan sebesar Rp 1,689 triliun dan pendapatan tersebut meningkat sebesar 7,58% dari Rp 1,57 triliun di tahun 2016. Kendati pendapatannya naik kecil namun laba bersihnya naik pesat. Tercatat laba bersih ASSA sebesar Rp 105,963 miliar di tahun 2017 dan hal tersebut naik sebesar 69% dibandingkan dengan Rp 62,674 miliar di tahun 2016. Laba bersih per sahamnya juga naik dari Rp 18,28/lembar menjadi Rp 30,37/lembar. Bagaimana bisa ASSA mencatatkan kinerja pendapatan yang naik tipis namun laba bersihnya naik pesat? Jawabannya adalah profit margin. Di tahun 2017 margin laba bruto ASSA sebesar 30,5% dan hal itu meningkat dibandingkan dengan margin laba kotor sebesar 29% di tahun 2016. Margin laba bersih ASSA juga meningkat dari 3,9% di tahun 2016 menjadi 6,2% di tahun 2017. Jadi walaupun peningkatan pendapatan ASSA sedikit namun karena margin labanya kecil maka keuntungan dapat meningkat pesat. ASSA juga memiliki nilai cashflow yang positif dengan jumlah kas operasi sebesar Rp 192,4 miliar dan jumlah itu meningkat dari Rp 176,4 miliar di tahun 2016.

Prospek di Tahun 2018
Manajemen ASSA memproyeksikan pertumbuhan pendapatan antara 10-12% di tahun ini. Dengan proyeksi tersebut maka ASSA bisa dikatakan masih bertumbuh di tahun 2018. Manajemen memproyeksikan bahwa laba bersih bisa tumbuh 25-30% di tahun 2018 ini. Sepertinya hal tersebut bis dicapai jika pertumbuhan pendapatan mencapai 10% dan margin laba bersih meningkat seperti yang telah dilakukan ASSA sebelumnya.

Valuasi Harga Saham
Di harga 272 maka ASSA memiliki valuasi yang sangat murah dengan PER dibawah 10. Dengan mengacu pada laporan keuangan di tahun 2017 yang telah dirilis maka ASSA sekarang ini diperdagangkan dengan PER sebesar 9 serta PBV sebesar 0,93 yang artinya sangat murah melihat dari kinerjanya yang secara konsisten bertumbuh. Sedangkan dari pergerakan harga sahamnya saham ASSA hanya memberikan keuntungan 9,6% dalam setahun terakhir. Namun di bulan Februari 2018 harga saham ASSA masih di level 210 sedangkan sekarang harga sahamnya sudah naik ke level 270. Saham ASSA yang tidak naik banyak sedangkan fundamentalnya naik pesat membuat harga sahamnya menjadi murah dan layak investasi.

Kesimpulan:
Saham ASSA merupakan salah satu saham yang layak untuk diikuti perkembangannya mengingat pertumbuhan laba bersihnya yang selalu bertumbuh dengan pesat serta valuasinya yang dibawah harga wajarnya. Kendati dalam setahun terakhir saham ASSA tidak memberikan imbal hasil yang besar namun itu justru menjadi kesempatan investor untuk mengoleksi di harga yang murah.

PS: Ini hanyalah sekedar info untuk para investor. Risiko dalam berinvestasi ditanggung sendiri oleh masing-masing investor. Info ini hanya berbentuk opini berdasarkan fakta-fakta yang ada. 
Dislaimer ON!

Tuesday, March 27, 2018

SAHAM KERTAS INKP




Saham kertas inkp potensi menuju target trading 12.500. Karena sudah bukan diposisi harga dasar, disarankan kalau mau trading inkp terapkan CL 3%

Uber Sudah Menyerah Kini Tinggal Grab dan Gojek di Indonesia

Baru-baru ini muncul berita resmi bahwa Grab sudah bersiap untuk meninggalkan pasar Indonesia. Tidak hanya Indonesia manajemen mengatakan manajemen juga berniat untuk hengkang dari pasar Asia Tenggara. Ini adalah hal yang sangat ironis mengingat Uber merupakan salah satu perintis moda transportasi online yang pertama di Indonesia sejak 2014. Memang saat ini persaingan sangat ketat untuk ketiga perusahaan ini. Apalagi Uber telat dalam berinovasi di pasar Indonesia yang sedikit unik yaitu banyaknya pengendara motor. Uber akhirnya menyerahkan pasar Asia Tenggara kepada Grab dengan penggantinya yaitu saham Grab sebesar 27,5% diberikan kepada Uber. Aplikasi Uber di Asia Tenggara hanya berlaku hingga 8 April 2018 selebihnya aplikasi tersebut sudah tidak dapat digunakan namun bisa di negara lain selain Asia Tenggara.
Uber Telat Masuk ke Bisnis Ojek
Uber Telat Masuk ke Bisnis Ojek
Kompetisi yang Sengit
Dalam bersaing ketiga perusahaan yaitu Gojek, Grab dan Uber tidak main-main. Mereka banyak menghabiskan pendanaan dalam bentuk promosi-promosi untuk mendapatkan penumpang. Memang ini biasa dilakukan oleh perusahaan baru apalagi di industri baru seperti transportasi online. Tujuan utama dari promosi ini adalah untuk mendapatkan atau mencuri pelanggan dari transportasi yang telah ada. Cara ini mungkin terlihat efektif dengan banyaknya dan jumlah pelanggan yang meningkat pesat dalam beberapa tahun saja. Strategi ini juga efektif dalam mematikan mode transportasi umum seperti taksi atau ojek biasa yang bukan online. Namun strategi itu juga memiliki dua mata pedang yaitu membakar uang dan modal mereka. Kendati promosi-promosi saat ini sudah agak berkurang dan tidak seperti saat pertama kali aplikasi tersebut muncul namun hingga kini tarif dinilai masih murah dan terlihat disubsidi oleh perusahaan dan terbukti dengan perusahaan-perusahaan tersebut masih belum dapat menghasilkan keuntungan. Uber merasa bahwa pasar Asia Tenggara merupakan pasar yang sangat kompetitif dengan rival terbesarnya yaitu Grab yang berasal dari Singapura. Sedangkan di Indonesia sendiri Uber harus bersaing dengan Grab dan Gojek yang sudah mendominasi pasar transportasi online.

Posisi yang Lemah
Kendati merupakan perintis dalam transportasi online di tanah air namun pamor Uber saat ini kalah dengan Grab dan Gojek. Uber sangat telat dalam mengeluarkan fasilitas ojek online yang dimanfaatkan Gojek untuk masuk dan kemudian Grab. Padahal pangsa pasar transportasi di Indonesia didominasi oleh motor dan banyak pengemudi ojek online yang memakai jaket membuat brand menjadi kuat. Selain itu masyarakat Indonesia sangat berjiwa nasionalisme tinggi dengan memilih Gojek sebagai transportasi online pilihan karena dinilai merupakan produk yang dibuat anak bangsa dan ingin memajukannya. Disisi lain Uber juga harus bersaing dengan Grab yang gencar dalam memberikan promosi. Ikon hijau telah mewarnai kota besar di Indonesia dan ikon hitam tidak terlihat terkenal. Begitulah kira-kira posisi Uber di Indonesia.

Ingin Fokus ke Pasar India dan Brazil
Alasan lain hengkangnya Uber adalah ingin fokusnya manajemen pada pasar yang ada di India dan Brazil. Pangsa pasar India sangat besar dengan 1,3 miliar penduduk dan Brazil sebesar lebih dari 200 juta penduduk. Namun apakah itu hal yang tepat? Di India Uber harus bersaing dengan Ola yang merupakan aplikasi buatan lokal India seperti Gojek di Indonesia. Di Brazil Uber harus bersaing dengan kompetitornya yang bernama 99. Sebelumnya Uber juga harus hengkang dari pasar Rusia dengan menyerahkan bisnisnya pada Yandex. Persaingan bisnis transportasi online sangat ketat dan Uber terlihat kesusahan karena perbedaan budaya.

Pelajaran yang Dapat Dipetik
Bisnis start up kendati memiliki prospek yang bagus dan nilai pasar yang bertumbuh tidak akan bagus dan bernilai jika terjadi persaingan yang ketat dan malah menghancurkan pemain yang ada di dalamnya. Nilai pasar mungkin diproyeksi bertumbuh pesat dan nilainya besar di masa depan namun apabila para pemainnya berkompetisi secara tidak sehat maka tidak ada profit didalamnya. Seperti apa yang telah dikatakan oleh John Davison Rockefeller bahwa "Kompetisi adalah sebuah dosa".

Kesimpulan:
Uber yang hengkang dari pasar Asia Tenggara dan terutama Indonesia membuat kompetisi menjadi agak mereda. Kendati demikian kompetisi masih sengit dalam industri transportasi online ini. Perginya Uber memberi pelejaran bahwa besarnya kompetisi membuat sebuah bisnis tidak berjalan baik.

Monday, March 26, 2018

BANGKIT DARI TITIK SULIT



PETER BUFFETT kami sangka ayah analis sistem keamanan


Peter Buffett adalah bungsu dari tiga bersaudara keturunan Warren Buffett. Masyarakat kerap terkejut saat Peter mengungkapkan bahwa dia adalah salah seorang anak dari miliuner terkaya ketiga dunia itu.

"Mereka kerap mengatakan, kau tampak biasa-biasa saja," ujar Peter seperti dilansir dari Business Insider, Minggu (6/12).


Hidup sederhana atau 'biasa-biasa' saja yang kerap dilontarkan oleh masyarakat, menurutnya, memang menjadi hal yang sangat ditekankan oleh ayahnya selama membesarkan dirinya.


"Saya dibesarkan dengan tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh ayah untuk hidup. Semuanya sangat misterius," tuturnya.


Dia bercerita, pernah suatu kali kakak perempuannya harus mengisi formulirnya saat sekolah kelas empat atau lima. Kakak perempuannya mengisi pada kolom pekerjaan orang tua hanya dengan kalimat analis keamanan. Dia berasumsi bahwa ayahnya bekerja mengawasi sistem alarm keamanan.


"Bagi seorang anak kecil, sangat terdengar asing saat mendengar istilah New York Stock Exchange, penjualan, pembelian. Ayah tidak pernah menjelaskan detail, jadi kami benar-benar tidak begitu mengetahui apa yang dia kerjakan," ujar pria yang kini berprofesi sebagai pemusik dan penulis tersebut.


Keseharian keluarganya pun sebagaimana mungkin diupayakan normal dan sederhana. "Saya disuruh berjalan jika ingin pergi sekolah. Guru saya pun sama seperti ibu saya dulu," jelasnya.



Peter baru betul-betul memahami apa yang ayahnya lakukan saat berumur 25 tahun. "Masa kecil dan remaja kami jauh dari kehidupan bergelimang harta," ucapnya.


Warren Buffett memang terkenal membumi. Dia tetap tinggal di rumah seharga USD 31.500 atau setara Rp 436,1 juta dan memilih menggunakan sambungan telepon jadul dibanding yang serba canggih saat ini


Warren juga lebih memilih menghabiskan waktunya dengan membaca. "Jika Anda datang berkunjung ke rumah, Anda tidak menemukan perbedaan kehidupan dengan sewaktu tahun 1965. Ayah adalah seorang yang amat konsisten. Dan itu sangat mengagumkan," tutupnya



merdeka.com

Apakah Benar Hutang Indonesia Mengkhawatirkan?

Akhir-akhir ini sering kita dengar pemberitaan bahwa hutang Republik Indonesia kita tercinta ini sangatlah besar dan mengkhawatirkan. Hutang pemerintah digadang-gadang mencapai Rp 4.000 triliun! Wow! Nilai itu terdengar sangat fantastis dan ada juga yang bilang bahwa hutang tersebut akan terbawa hingga anak cucu dan generasi penerus bangsa Indonesia di masa depan. Melihat hutang yang jumlahnya ribuan triliun tidak ada yang bisa bilang bahwa hutang tersebut berjumlah kecil karena nilai tersebut bisa membiayai APBN hingga bertahun-tahun. Sudah puas dengan melihat besarnya hutang Indonesia maka anda perlu melihatnya dari sisi yang berbeda. Bagi anda yang merasa hutang Indonesia sangatlah besar maka anda belum mempelajari perekonomian secara menyeluruh dan melihat bagaimana negara-negara lain dalam mengelola hutangnya. Oleh karena itu dalam artikel ini akan dibahas hutang Indonesia dari segi ekonomi dan bukan hanya tentang nominal.
Hutang Indonesia Semakin Bertambah


Gambaran Sederhana Mengenai Hutang
Sebelum kita berbicara mengenai hal yang rumit mengenai perekonomian maka saya akan menjelaskan hal yang umum mengenai hutang. Anda pasti sudah tahu orang yang berhutang bukanlah hal yang bagus. Mungkin anda melihat tetangga anda rela berhutang untuk membeli mobil yang kemudian kebingungan dalam membayar cicilan perbulannya atau mungkin anda sendiri merasakannya saat berhutang bank dalam membeli rumah dengan skema KPR. Berhutang akan buruk jika hutang tersebut tidak menghasilkan nilai produktivitas namun berhutang akan memberikan dampak yang baik jika menghasilkan produktivitas. Oleh karena itu banyak pengusaha dan bisnis yang mau berhutang untuk mengembangkan bisnisnya. Hutang tersebut digunakan untuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar di masa depan dan membuat pemasukan lebih besar juga di masa depan dan itu tentu saja berbeda. Jadi anda harus mengubah pemikiran tentang hutang bahwa hutang itu buruk atau hal yang sejenisnya karena hutang itu sendiri akan memberikan hal yang positif jika ditaruh pada aset-aset yang produktif.

Lalu ada gambaran lain lagi yaitu mengenai alokasi hutang. Misalnya saja ada seseorang yang memiliki aset kekayaan sebesar Rp 3 miliar lalu dia berhutang sebesar Rp 6 miliar apakah itu adalah hutang yang aman? Tentu saja tidak karena jika dia mengalami sebuah krisis finansial maka ia akan kesulitan dalam membayar hutang tersebut dan bisa dinyatakan bangkrut karena tidak bisa membayar hutangnya. Namun apa yang terjadi jika orang tersebut hanya meminjam Rp 1 miliar? Orang tersebut kemungkinan besar masih bisa membayar dengan asetnya Rp 2 miliar jika terjadi hal yang tidak diinginkan dan menyebabkan uang hutangnya habis. Itulah perbedaan antara orang yang menggunakan hutang dengan aman atau tidak. Sama seperti orang, negara juga memiliki kalkulasi yang hampir sama.

Hutang vs PDB
Rasio yang paling umum dalam mengukur keamanan hutang negara adalah dari rasio Debt vs GDP atau Hutang vs PDB (Produk Domestik Bruto). Nilai PDB ini sendiri merupakan nilai untuk mengukur besarnya ekonomi suatu negara yaitu PDB merupakan nilai barang atau jasa yang dihasilkan oleh negara tiap tahun atau bisa juga dikatakan nilai produksi negara tiap tahun. Masing-masing negara memiliki nilai PDB yang berbeda dan semakin besar PDB negara maka semakin besar juga nilai ekonomi suatu negara. Saat ini Indonesia memiliki PDB yang sudah menembus US$ 1 triliun dan jika dirupiahkan dengan kurs Rp 13.500/USD maka nilainya mencapai Rp 13.500 triliun dan jika kita membandingkan dengan hutang Indonesia yang mencapai Rp 4.000 triliun maka nilainya hanya mencapai 29,6%. Ini artinya hutang Indonesia hanya sepertiga dari kemampuan ekonomi negara dan masih banyak ruang dengan ketentuan pada Undang-Undang yang menyebutkan Indonesia bisa mengambil hingga maksimal 60% dari PDB.
Rasio Hutang Indonesia Terhadap PDB
Rasio Hutang Indonesia Terhadap PDB

Hutang vs PDB di Negara Lain
Setelah melihat rasio Hutang vs PDB Indonesia kita bisa membandingkannya dengan negara lain. Negara-negara lain yang maju bahkan memiliki rasio hutang terhadap PDB yang jauh lebih besar melebihi ambang wajar. Amerika Serikat misalnya memiliki rasio hutang terhadap PDB sebesar 105% yang artinya Amerika Serikat berhutang lebih besar daripada nilai ekonominya. Jepang lebih mengerikan dengan rasio sebesar 250% sedangkan itu tidak membuat negaranya mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi melainkan banyak resesi dan ekonomi melemah sekarang. Di Cina memiliki rasio 45% dan jumlahnya terus meningkat dalam 5 tahun terakhir (di tahun 2012 rasio hutang Cina 34%). Sedangkan di India cenderung konstan di angka 69%.
Rasio Hutang Amerika Serikat Terhadap PDB
Rasio Hutang Amerika Serikat Terhadap PDB
Rasio Hutang Cina Terhadap PDB
Rasio Hutang Cina Terhadap PDB

Mengapa Negara Bisa Berhutang Melebihi Nilai PDB?
Negara-negara yang berhutang diatas PDB itu hutangnya didominasi oleh surat hutang yang dibayar dengan menggunakan mata uangnya sendiri. Negara akan mengeluarkan surat hutang dengan kupon yang telah ditentukan dan itu dibayarkan dengan mata uangnya sendiri. Rasio hutang terhadap PDB yang mencapai lebih dari 100% tetap saja bisa dibilang aman karena negara bisa mencetak mata uangnya sendiri. Ibaratnya anda meminta hutang terhadap orang lain dan anda bisa mencetak uang itu sendiri untuk membayar hutang itu. Tentu saja ini terdengar lucu oleh masyarakat awam namun hal inilah yang terjadi pada perekonomian dan tentu saja mencetak uang tidak sembarangan dan memerlukan banyak tinjauan dari banyak aspek ekonomi sehingga negara tidak bisa sembarangan dalam mencetak uang. Namun tetap saja jika negara berhutang dalam mata uangnya sendiri maka dapat dipastikan bahwa negara tersebut bisa membayarnya walaupun terjadi krisis sekalipun karena negara dapat mencetak uang itu sendiri. Oleh karena itu banyak negara seperti Jepang yang berhutang Yen dan Amerika yang berhutang Dollar tetap dapat membayar hutangnya. Indonesia juga demikian, pemerintah bisa mengeluarkan surat hutang yang menggunakan rupiah dalam pembayarannya.

Perbaikan Segmen Hutang Indonesia
Berkaca pada krisis moneter di tahun 1998 Indonesia tidak ingin mengulanginya kembali. Di krisis moneter hutang luar negeri Indonesia sangat besar baik swasta maupun pemerintah. Hutang luar negeri swasta senilai US$ 63 miliar dan pemerintah senilai US$ 53 miliar sedangkan PDB Indonesia sendiri sebelum krisis moneter saat itu senilai US$ 220 miliar yang artinya jumlah utang luar negeri Indonesia saja lebih dari 50% dari total PDB belum lagi ditambah hutang dalam negeri. Di masa sekarang hutang Indonesia yang besar dalam bentuk SBN (Surat Berharga Negara) atau bisa juga disebut SUN (Surat Utang Negara) dengan berdenominasi rupiah. Dari total Rp 4.000 triliun, total hutang luar negeri pemerintah Indonesia sebesar Rp 777,6 triliun atau 19,27% dari total nilai hutang. Sisanya adalah hutang dalam bentuk SBN yang bisa dibayar dengan bentuk mata uang negara sendiri yaitu rupiah. Total hutang luar negeri Pemerintah dan Swasta sendiri berjumlah US$ 357,54 miliar yang sebesar 35,7% dari GDP. Hal itu jauh lebih baik dibandingkan dengan keadaan pada saat terjadi krisis moneter. Hutang itu sendiri dilakukan secara diversifikasi yaitu hutang ke berabagai negara dengan mata uang yang berbeda-beda.

Kestabilan Rupiah
Saat terjadi krisis moneter di tahun 1998 rasio hutang luar negeri Indonesia yang besar membuat hutang Indonesia mengkhawatirkan. Namun itu semua sebenarnya tidak akan terjadi krisis moneter di tahun 1998 jika rupiah tidak terdepresiasi berat terhadap US Dollar. Pada saat terjadi krisis moneter rupiah sangat melemah dari Rp 2000/USD di tahun 1997 menjadi Rp 15.000/USD di tahun 1998 sehingga menyebabkan nilai hutang dan bunga membengkak dan menyebabkan banyak perusahaan yang gagal bayar. Kita melihat bukan dari nominal melainkan dari persentase yaitu di saat krisis moneter rupiah melemah sebesar lebih dari 750% dalam setahun. Hal itu disebabkan oleh banyaknya pelaku pasar terutama para trader mata uang dunia yang berspekulasi pada mata uang di Asia Tenggara yang menyebabkan turunnya nilai mata uang tersebut. Di saat krisis global tahun 2008 mata uang rupiah juga mengalami depresiasi atau pelemahan dari Rp 9.000/USD menjadi Rp 12.000/USD namun karena porsi hutang luar negeri yang kecil maka itu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Sekarang rupiah berada pada level Rp 13.500/USD dan jumlah itu sudah naik dari Rp 9.500/USD di tahun 2012 dengan kecenderungan melemah dalam 5 tahun terakhir ini. Namun itu karena efek dari Strong Dollar yang tidak hanya dirasakan oleh mata uang rupiah namun juga dirasakan oleh berbagai negara di dunia. Saat ini rupiah cenderung stabil dan bank Indonesia memiliki lebih banyak cadangan devisa negara untuk menstabilkan rupiah dibandingkan 20 tahun yang lalu.

Korelasi Pertumbuhan Ekonomi dan Hutang
Ketika berbicara mengenai pertumbuhan ekonomi itu berarti ada peningkatan nilai PDB sebagai tolak ukur ekonomi. Sejatinya ketika PDB mengalami pertumbuhan maka pemerintah bisa menambah hutang dan tetap pada rasio yang aman. Dengan matematika sederhana jika PDB naik sebesar 5% dan hutang naik sebesar 5% maka rasio hutang terhadap PDB akan tetap sama meskipun jumlah hutang naik. Penambahan hutang diatas laju PDBlah yang perlu dikhawatirkan karena jika laju pertumbuhan hutang melebihi laju pertumbuhan ekonomi maka itu akan membuat rasionya bertambah dan menjadi lebih berisiko.

Lalu apa arti dari ini semua?
Negara membutuhkan hutang untuk menggerakkan ekonominya dan hutang negara ditujukan pada hal-hal yang produktif dengan mengembangkan investasi di negara seperti pembangunan fasilitas umum, jalan dan mengembangkan bisnis negara sehingga perekonomian dapat tumbuh lebih besar dan penerimaan negara juga meningkat di masa depan. Dibandingkan dengan negara lain Indonesia lebih efisien dalam mengelola hutang dengan hanya menggunakan rasio 29,6% namun berhasil menggerakkan ekonomi di angka 5%. Bandingkan saja dengan negara lain yang lebih banyak menggunakan hutang namun hasil ekonomi masih saja kecil contohnya Jepang. Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan negara-negara maju yang memiliki rasio hutang besar namun dengan pertumbuhan ekonomi yang kecil. Setidaknya pertumbuhan hutang Indonesia sejalan dengan laju pertumbuhan ekonominya yang membuat rasio hutang terhadap PDB tidak naik secara signifikan. Menurut undang-undang Indonesia bisa berhutang hingga 60% dari PDB yang sekarang nilainya 29% dari PDB. Namun lebih baik jika rasio hutang Indonesia berada dibawah 50% yang didominasi oleh SBN dibandingkan dengan hutang luar negeri agar lebih aman.

Kesimpulan:
Memang laju penambahan hutang dalam beberapa tahun terakhir sedikit mengkhawatirkan namun rasionya terhadap ekonomi masih dalam tahap wajar. Banyak negara lain yang memiliki nilai hutang besar dibandingkan ekonominya. Selama porsi hutang luar negeri kecil dalam total hutang maka hutang tersebut bisa dikatakan aman karena hutang dengan mata uang sendiri bisa dibayar dengan mencetak mata uangnya sendiri. Hutang Indonesia saat ini di rasio terhadap PDB yang mencapai 29,6% masih dalam kategori aman karena didominasi oleh SBN dan porsi hutang luar negeri yang kecil. Selain itu pengusaha juga sudah belajar dari masa lalu sehingga tidak menggunakan hutang luar negeri untuk jangka pendek dan melakukan hedging (lindung nilai) pada hutang luar negerinya.

MINYAK ELSA



Resiko elsa mulai terbatas. Elsa supp 450. Resist trading 500, swing 550. Semoga nona elsa membawa kabar baik untuk semua

Sunday, March 25, 2018

Emiten Semen Masih Belum Bisa Bangkit di 2017

Nasib malang menimpa emiten semen yang memiliki kinerja penurunan dalam beberapa tahun belakang ini. Hampir semua emiten semen yaitu Semen Gresik (SMGR), Indocement (INTP), Holcim (SMCB), Semen Baturaja (SMBR) mencatatkan laba yang menurun dan fundamental emiten semen semakin tidak terlihat bagus. Pelemahan daya beli dan penurunan penjualan membayangi emiten semen dan hal itu diprediksi tidak berubah banyak di tahun 2018. Emiten semen akan memulihkan keadaan di tahun 2018 dengan efisiensi namun kebutuhan semen yang masih kurang bagus akan membayangi kinerja emiten semen di tahun 2018.

Semen Oversupply
Sektor semen merupakan sektor yang dipengaruhi oleh pembangunan-pembangunan dan cenderung bersifat cyclical (musiman). Kendati banyaknya pembangunan infrastruktur dan konstruksi saat ini namun permintaan emiten terbesar sebenarnya ada pada sektor properti. Dengan perlambatan sektor properti dan banyak developer yang mengerem pembangunan rumah maka permintaan semen pun akan cenderung menurun. Oleh karena itu saat ini industri semen mengalami oversupply dengan lemahnya permintaan sehingga perusahaan semen tidak bisa untuk berekspansi di tahun ini dan akan cenderung melakukan efisiensi untuk menekan biaya produksi. Kenaikan harga batubara juga akan menaikkan biaya produksi dari semen sehingga membuat laba bersihnya tertekan. Industri semen saat ini sedang diserang oleh dua arah yakni perlambatan sektor properti yang membuat perusahaan semen tidak bisa berekspansi karena permintaan yang tidak meningkat serta lonjakan biaya karena kenaikan harga batubara.

Laba Emiten-Emiten Semen Anjlok
Sangat disayangkan di tahun 2017 banyak emiten semen yang mencatatkan kinerja negatif dengan penurunan laba bersih yang cukup tajam. Semen Indonesia (SMGR) mencatatkan laba yang turun 55,4% kendati pendapatannya naik 6,4%. Indocement (INTP) mencatatkan penurunan laba bersih 51,9% dengan disertai penurunan pendapatan. Semen Holcim (SMCB) malah mencatatkan kerugian sedangkan Semen Baturaja (SMBR) laba bersihnya turun 43,4% dengan pendapatan yang naik tipis. Dari sini terlihat bahwa emiten semen merupakan salah satu emiten yang mencatatkan kinerja terburuk di tahun 2017. Untuk sahamnya emiten semen masih lumayan bertahan kendati fundamentalnya memburuk. Namun hal tersebut malah membuat harga saham emiten semen menjadi sangat mahal karena emiten semen dihargai dengan PER 30 dan itu terlalu tinggi dilihat dari kinerjanya. Apalagi jika anda melihat SMBR yang sahamnya meroket dalam 2 tahun membuatnya dihargai dengan PER 225 dan PBV 10!

Proyeksi 2018
Banyak analis memprediksi bahwa kinerja fundamental emiten semen akan lebih baik namun sangat terbatas karena faktor oversupply, masih belum bangkitnya sektor properti dan meningkatnya harga batubara. Oleh karena itu di tahun 2018 ini sektor semen (bukan seluruh chemical) merupakan sektor yang underweight atau kurang berprospek karena kinerjanya yang diprediksi belum membaik dan valuasinya yang sangat mahal.

Kesimpulan:
Emiten semen mencatatkan kinerja yang buruk di tahun 2017 dan hal tersebut diprediksi akan berlanjut di tahun 2018. Valuasi emiten-emiten saat ini sangat mahal jika dibandingkan dengan kinerjanya sehingga sektor ini sebaiknya dihindari di tahun ini.

Bank Victoria (BVIC) Mencatatkan Kinerja Bagus di Tahun 2017 Namun Harganya Normal

Baru-baru ini Bank Victoria merilis kinerja keuangan fullnya untuk tahun 2017 penuh yang diiklankan pada koran Investor Daily. Bank Victoria ini sendiri merupakan bank kecil yang masih masuk dalam kategori bank Buku II (modal inti Rp 1-5 triliun) karena bank Victoria hanya memiliki modal di kisaran Rp 2,8 triliun untuk saat ini. Bank yang kecil masih memiliki potensi untuk lebih bertumbuh dibandingkan dengan bank yang sudah besar dan masuk dalam kategori bank Buku IV (modal diatas Rp 30 triliun). Oleh karena itu kinerja dari bank kecil layak untuk diperhatikan dan tidak terkecuali untuk saham BVIC.

Logo Bank Victoria BVIC

Kinerja Tahun 2017
Kinerja tahun 2017 BVIC terbilang cukup cemerlang yakni dengan mencatatkan kenaikan laba bersih yang mencapai 31% dibandingkan tahun 2016. Hal itu ditopang dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang mencapai 99% dari Rp 205,6 miliar menjadi Rp 408,1 miliar. Pendapatan bunga rupiah naik 8,2% namun beban bunga hampir tetap seperti tahun sebelumnya sehingga hal itu meningkatkan pendapatan bunga bersih. Nampaknya manajemen BVIC mampu untuk meningkatkan efisiensi. Selain itu nilai-nilai rasio perbankan seperti NPL (Non Performing Loan) terlihat membaik. Di tahun 2016 nilai gross NPL BVIC adalah sebesar 3,89% dan turun menjadi 3,05% di tahun 2017. ROA (Return On Asset) meningkat dari 0,52% menjadi 0,64% dan NIM (Net Interest Margin) meningkat dari 1,53% menjadi 2,13%. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa BVIC semakin efisien dalam mengelola asetnya.

Target Menjadi Bank Buku III di Tahun 2022
Target jangka panjang perseroan adalah menjadi bank Buku III yang artinya memiliki modal diatas Rp 5 triliun dan hal itu ditargetkan untuk tercapai dalam jangka waktu 5 tahun. Itu artinya akan terjadi peningkatan ekuitas dengan target Rp 5 triliun di tahun 2022. Saat ini ekuitas BVIC berada di angka Rp 2,8 triliun dan itu meningkat 8% dari tahun lalu. Dengan pertumbuhan yang seperti ini maka BVIC kemungkinan besar akan sulit mencapainya di tahun 2022 tanpa dibantu oleh suntikan modal dari investor.

Valuasi Harga Saham
Dari laporan keuangan yang telah dirilis maka BVIC memiliki laba per saham sebesar Rp 15,14/lembar dan jumlah itu meningkat 10,2% dibandingkan dengan Rp 13,73/lembar di tahun 2016. Dengan data tersebut maka saham BVIC saat ini dihargai dengan PER sebesar 15 dan PBV sebesar 0,7 di harga 230. Angka itu cukup normal jika melihat dari kinerja BVIC di tahun 2017 namun juga masih belum terlalu murah untuk di harga sekarang. Hal itu karena dalam setahun terakhir atau tepatnya di Q2 2017 saham BVIC melejit lebih dari 100% hanya dalam satu bulan yakni di bulan Mei 2017. Di tahun lalu saham BVIC terlihat sangat murah tentunya dengan PER dibawah 10 dan saat ini sudah di harga normal kembali. Hanya dalam beberapa waktu saja market mengembalikan saham yang undervalue ke harga fair value.

Kesimpulan:
Saham BVIC termasuk saham yang layak diperhatikan mengingat potensinya yang masih besar di masa depan. Setahun yang lalu saham BVIC terlihat sangat murah namun dan naik 100% di tahun lalu sehingga sekarang harganya menjadi lumayan normal. Di harga 230 harga saham BVIC dihargai fair namun masih layak juga untuk investasi namun tidak semenarik di tahun lalu.

PS: Ini hanyalah sekedar info untuk para investor. Risiko dalam berinvestasi ditanggung sendiri oleh masing-masing investor. Info ini hanya berbentuk opini berdasarkan fakta-fakta yang ada. 
Dislaimer ON!

Saturday, March 24, 2018

Mengapa Harga Saham Perusahaan yang Bagus Harus Naik?

Anda pasti sudah tahu bahwa berinvestasi di perusahaan yang bagus akan memberikan imbal hasil yang besar dalam jangka panjang. Namun banyak investor yang tidak sabar dalam memegang saham dan berusaha untuk memperoleh keuntungan yang cepat dengan trading sehingga mereka menjual saham-saham perusahaan bagus dengan cepat padahal memiliki potensi yang besar di masa depan. Pernahkah anda memikirkan tentang filosofi sebuah saham di perusahaan yang bagus? Mengapa saham di perusahaan yang memiliki bisnis dan keuangan yang bagus memiliki saham yang naik secara jangka panjang? Saham di perusahaan yang bagus naik dalam jangka panjang bukanlah sebuah kebetulan melainkan memang sebuah keharusan. Jadi mau tidak mau jika perusahaan mencatatkan kinerja yang bagus maka nilai sahamnya harus naik! Saya bold karena memang itu adalah sebuah keharusan dan kewajiban untuk harga saham. Di artikel ini saya akan mencoba membahas mengapa saham di perusahaan yang bagus dan bonafid mau tidak mau harus naik sedangkan mungkin sentimen negatif bisa menghambatnya.
Fundamental Naik Harga Naik
Nilai Fundamental Naik Harga Saham Juga Akan Ikut Naik
1. Jika Tidak Naik Saham Akan Menjadi Semakin Murah
Saham di perusahaan yang bagus apalagi di perusahaan yang bertumbuh memang sewajarnya naik karena nilai perusahaannya naik. Saham itu ibarat cerminan dari perusahaan jika perusahaan lebih bernilai di masa yang akan datang maka sahamnya juga harus lebih bernilai. Misalkan saja sebuah perusahaan A memiliki saham dengan valuasi PER 10 lalu di tahun depan perusahaan A mencetak laba naik 100% maka PER saham perusahaan A jika harganya tidak naik menjadi PER 5. Kemudian di tahun depannya lagi perusahaan A mencetak laba naik 100% maka jika sahamnya masih tidak naik harga saham A akan memiliki valuasi PER 2,5. Jika sahamnya tidak kunjung naik maka sahamnya akan menjadi murah dan tentu saja pasar tidak akan membiarkannya berlangsung lama karena akan banyak investor lain yang memburunya karena murah tersebut. Investor yang berebutan akan menaikkan harga sahamnya ke nilai wajarnya kembali. Ketika perusahaan memiliki kinerja bagus investor tidak mau menjualnya di harga yang murah sehingga investor yang ingin membeli sahamnya harus menawar di harga yang lebih tinggi.

2. Dividen Sebagai Pendongkrak
Tahukah anda bahwa saham dividen lebih berisiko kecil dibandingkan dengan saham yang tidak memberikan dividen? Hal itu karena dividen juga berfungsi sebagai pelindung dalam sebuah saham. Selain itu dividen juga berfungsi sebagai stimulus dalam sebuah saham. Perusahaan yang memberikan dividen dengan bertumbuh dari tahun ke tahun secara konsisten akan memiliki saham yang harganya naik juga secara konsisten dan itu bukanlah sebuah kebetulan melainkan sebuah keharusan. Misalkan saja sebuah saham ABCD memberikan dividen yield sebesar 5% kemudian di tahun depan manajemen perusahaan menyetujui untuk memberikan dividen yang meningkat 50% di tahun depan. Jika harga saham tidak naik maka dividen yieldnya bisa menjadi 7,5%. Di tahun depannya lagi manajemen meningkatkan jumlah dividennya kembali sebesar 50% lagi. Maka jika harganya masih tetap saja maka dividen yieldnya akan menjadi 11,25%! Hal ini akan membuat saham ini lebih menggiurkan dibandingkan sebuah obligasi yang hanya memberikan kupon 10%. Tentu saja hal ini jarang terjadi dan pasar akan menaikkan harga sahamnya di harga wajar sehingga tidak ada dividen yang terlalu besar. Kalaupun ada dividen itu dianggap tidak sehat dan tidak dapat diberikan secara konsisten. Dividen yang diberikan secara konsisten biasanya memiliki nilai yield yang kecil.

3. Perusahaan Akan Melakukan Buyback
Perusahaan yang bagus tidak akan membiarkan sahamnya berada di posisi yang murah dan akan melakukan buyback jika merasa harga sahamnya terlalu rendah. Perusahaan tidak menginginkan harga sahamnya terlalu murah karena itu akan menurunkan reputasinya dan pemegang sahamnya tidak begitu senang akan hal itu oleh karena itu dilakukan buyback untuk mendongkrak nilai saham yang ada. Selain itu, sama seperti investor perusahaan akan diuntungkan dengan pembelian sahamnya sendiri di harga yang murah. Buyback akan mengurangi jumlah lembar saham yang ada dan membuat sisa sahamnya lebih bernilai. Jika perusahaan bisa mempertahankan kinerjanya dengan laba yang tetap maka laba persahamnya akan meningkat walaupun laba perusahaannya tetap. Hal itu karena labanya akan dibagi dengan jumlah lembar saham yang lebih sedikit. Selain itu aksi buyback akan menstimulus pasar dan mendongkrak saham. Jika pasar tidak mau membeli sahamnya maka perusahaan itu sendiri yang akan membelinya dan membuat harga sahamnya naik. Saham yang tersisa akan lebih bernilai dibandingkan sebelum buyback dan pemegang sahamnya mendapatkan keuntungannya. Secara umum buyback akan mendongkrak harga saham dan membuat nilai sahamnya menjadi lebih berharga.

Kesimpulan:
Itulah alasan mengapa harga saham di perusahaan yang bagus memiliki kecenderungan untuk naik. Kenaikan harga saham mengikuti perkembangan perusahaan adalah hal yang mutlak karena jika tidak maka perusahaan akan dihargai dengan murah. Oleh karena itu sebagai investor kita tidak perlu takut mengenai saham yang dibeli tidak kunjung naik atau malah turun karena cepat atau lambat pasar akan menaikkan harga sahamnya ke level yang normal.