JAKARTA - Setelah terus mengalami kerugian dalam lima tahun terakhir, korporasi baja milik negara, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., mengincar laba tahun berjalan sebesar US$660.000 atau setara Rp8,8 miliar (kurs 1US$=Rp13.300) pada 2017.
Pada 2016, emiten berkode saham KRAS itu membukukan rugi tahun berjalan sebesar US$180,72 juta atau turun 44% dibandingkan dengan US$326,51 juta pada 2015. Perusahaan terakhir kali membukukan keuntungan pada 2011.
Pada 2017, perusahaan menargetkan laba kotor sebesar US$308,06 juta atau meningkat US$152,83 juta dibandingkan dengan US$155,22 juta pada 2016. Perusahaan juga menargetkan laba operasi US$177,10 juta atau meningkat dibandingkan dengan US$4,39 juta pada 2016.
Target 2017 tersebut disampaikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan tahunan 2017. Apabila target 2017 tercapai, perusahaan berencana membagikan dividen kepada pemegang saham.
�Perseroan akan berusaha untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham dengan rasio pembayaran dividen terhadap laba bersih sebesar 30%, kecuali Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) menentukan lain,� tulis manajemen dalam laporan itu seperti dikutip pada Selasa (21/3/2017).
Perusahaan terakhir kali membagikan dividen pada RUPS Tahunan 2012 untuk tahun buku 2011 dengan nilai dividen sebesar Rp15 per saham. Setelah itu, sampai RUPS tahun lalu, perusahaan tidak membagikan dividen.
Target perusahaan pada 2017 itu akan ditopang oleh pendapatan yang ditargetkan dapat mencapai US$1,99 miliar pada 2017 atau meningkat 48,47% dibandingkan dengan US$1,34 miliar pada 2016.
Target pendapatan tersebut terdiri dari target pendapatan dari produk baja sebesra US$1,66 miliar dan pendapatan dari non produk baja sebesar US$331,61 juta. Perusahaan menargetkan peningkatan volume penjualan produk baja.
�Target tahun 2017 untuk volume penjualan produk baja sebesar 2.863.681 ton atau naik 27,96% dibandingkan realisasi tahun 2016 sebesar 2.237.920 ton,� tulis manajemen perusahaan.
Manajemen perusahaan menjelaskan target perusahaan itu dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang ditetapkan berdasarkan Aspirasi Pemegang Saham/Pemilik Modal yang dimuat dalam Surat Menteri Negara BUMN.
�Secara garis besar, dalam aspirasi pemegang saham tersebut ditetapkan bahwa target harus lebih baik dari pencapaian tahun sebelumnya dan atau lebih tinggi dari rata-rata industri. Target di tahun 2017 juga ditetapkan dengan landasan antisipasi terhadap kondisi harga baja yang masih akan berfluktuasi,� paparnya.
bisnis 21/3
0 komentar:
Post a Comment