Wednesday, March 1, 2017

WSKT DAN ACST PEMENANG KONTRAK TOL JAKARTA-CIKAMPEK II




PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Acset Indonusa Tbk (ACST) berhasil memenangkan kontrak pembangunan proyek jalan tol Jakarta-Cikampek II elevated senilai Rp13,5 triliun.

Proyek sepanjang 38,6 kilometer (Km) yang terbentang dari Cikunir sampai Karawang Barat tersebut diperoleh dari PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) atau pemegang konsesi. 

Kerja sama operasi (KSO) antara kedua perusahaan kontruksi tersebut akan menggarap konstruksi tol Jakarta-Cikampek Elevated selama 24 bulan setelah surat perintah melaksanakan pekerjaan dikeluarkan oleh BUJT.

Dalam KSO ini, WSKT memiliki porsi sebesar 51% dan mengerjakan ruas dari Cikunir hingga Cikarang sepanjang 19,7 Km. Sedangkan ACSET memiliki porsi sebesar 49% dan mengerjakan ruas dari Cikarang hingga Karawang sepanjang 18,9 Km. 

Dengan demikian, Waskita telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp6,9 triliun dari tol Jakarta-Cikampek II Elevated dan Acset meraup kontrak anyar sebesar Rp6,6 triliun.

Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated merupakan solusi dari masalah tingkat kepadatan Jalan Tol Jakarta-Cikampek I yang kian hari semakin tinggi.

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated diproyeksikan dapat menampung tambahan volume kendaraan di samping jalan tol yang telah ada sekarang. Hal ini untuk meningkatkan kelancaran transportasi dan arus logistik dari ibu kota ke daerah-daerah di Pulau Jawa.

Dono Parwoto, kuasa dari KSO Waskita-Acset mengatakan, pembangunan proyek tersebut harus dilakukan dengan efek yang seminimal mungkin ke Jalan Tol Jakarta-Cikampek I yang akan tetap beroperasi selama masa pembangunan berlangsung.

"Keterlibatan Waskita dan ACSET dalam proyek ini mencerminkan partisipasi aktif dalam sektor percepatan pembangunan infrastruktur. Kami akan menorehkan sejarah dengan menjaga komitmen kami terhadap zero accident dan menyelesaikan pembangunan dengan tepat waktu,� ujar Dono Parwoto dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews, Rabu (1/3/2017).

Meski tidak ada proses pembebasan lahan yang harus dilakukan, namun diperlukan komitmen terhadap nir-kecelakaan kerja (zero fatality) karena tol ini dibangun berdampingan dengan proyek Light Rapid Transit (LRT) dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (High Speed Train/HST) di sisi kanan kiri ruas utama jalan tol layang.

sindonews 1/2

0 komentar:

Post a Comment