Warren Buffett merupakan investor terbaik sepanjang masa dan merupakan salah satu dari daftar orang terkaya di dunia. Dalam meraih kesuksesannya dia selalu memiliki filosofi yang selalu dipegang teguh dalam berbisnis. Filosofi-filosofi yang dimilikinya adalah berdasarkan dari pengalaman yang telah ia tempuh dalam perjalanan karirnya sebagai investor. Filosofi yang diberikan oleh Warren Buffett merupakan filosofi yang baik dan sangat logis untuk diterapkan di dunia investasi. Berikut ini adalah filosofi yang dibuat dan dianut oleh Warren Buffett:
1. Aturan No.1: Jangan Kehilangan Uang. Aturan No.2: Jangan Lupa Aturan No.1
Warren Buffett sudah mengalami berbagai macam jatuh bangun di dunia saham. Berbagai krisis dia lewati dengan sukses, bagaimana caranya? Jangan kehilangan uang! Warren Buffett tidak mau menjual asetnya ketika terjadi krisis. Pada saat krisis terjadi nilai saham akan menurun dengan drastis namun kehilangan aset tersebut baru akan terealisasi ketika kita menjual sahamnya.
Di tahun 2008 aset Warren Buffett pernah turun lebih dari 30% karena krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat. Namun Warren Buffett tidak pernah menjual saham Berkshire Hathaway yang merupakan aset utamanya saat terjadi krisis. Terbukti setelah krisis keuangan 2008 berlalu, saham Berkshire Hathaway naik 2X lipat dalam waktu 10 tahun. Selain itu Warren Buffett sangat menjaga keutuhan asetnya. Dia tidak pernah ingin berinvestasi di aset-aset yang bersifat spekulatif. Ketika bubble dot com terjadi dia tidak pernah membeli perusahaan dot com dan mengatakan bahwa perusahaan dot com adalah perusahaan yang fraud. Waktu membuktikan ucapan Warren Buffett dengan banyak bangkrutnya perusahaan-perusahaan dot com di tahun 2000-an. Warren Buffett menasehati kepada setiap investor agar tidak tamak dan tidak berjudi. Analisa sebelum berinvestasi, lakukan pekerjaan membaca laporan keuangan perusahaan terlebih dahulu sebelum membeli sahamnya. Karena itulah yang selalu dilakukan Warren Buffett sebelum berinvestasi. Hal tersebut akan menghindarkan kita dari berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang memiliki kondisi keuangan tidak sehat dan diambang kebangkrutan.
2. Bila Bisnisnya Berjalan Dengan Baik, Sahamnya Akan Mengikuti
Warren Buffett sejak dulu sudah mengerti bahwa memiliki saham berarti memiliki sebagian dari bisnis perusahaan. Dibalik harga saham terdapat kinerja dari suatu perusahaan. Dia berpendapat bahwa harga saham akan mengikuti kinerja dari perusahaan dibaliknya. Warren Buffett menghiraukan pergerakan sahamnya pada jangka waktu pendek dan lebih fokus terhadap kinerja perusahaan yang dimilikinya. Salah satu investasi terbaiknya adalah Coca Cola yang memiliki bisnis dan kinerja yang baik pada masa itu. Kinerja Coca Cola yang bertumbuh dalam jangka panjang membuat harga sahamnya juga naik banyak dalam jangka waktu yang panjang. Ketika berinvestasi pada suatu saham maka Warren Buffett mencari perusahaan yang memiliki prospek dalam jangka panjang. Dia percaya bahwa harga saham akan mengikuti nilai dari perusahaan. Jika perusahaannya nilainya meningkat dalam beberapa tahun yang akan datang maka harga sahamnya juga akan meningkat. Jika nilai perusahaan menurun dalam beberapa tahun mendatang, maka harga sahamnya juga akan mengikuti turun.
3. Lebih Baik Membeli Perusahaan Bagus di Harga yang Standard Daripada Membeli Perusahaan Standard di Harga yang Bagus
Filosofi ini didapatkan dari pengalaman pahitnya ketika membeli Berkshire Hathaway. Pada saat itu Warren Buffett merasa Berkshire Hathaway yang bergerak di sektor tekstil dihargai murah dibawah nilai book valuenya. Namun ternyata investasi Warren Buffett tidak berhasil karena ternyata industri tekstil sangat sulit untuk mendapatkan untung dan sulit untuk bertumbuh. Baru setelah Berkshire Hathaway beralih ke industri asuransi perusahaan tersebut bisa bertumbuh. Oleh karena itu Warren Buffett menjadi berpikir ulang tentang konsep yang diajarkan oleh Benjamin Graham yang membeli perusahaan yang murah pada value investing. Warren Buffett mendengarkan nasehat dari partner bisnisnya Charlie Munger yang berpendapat bahwa membeli perusahaan yang bagus tapi mahal akan lebih baik daripada membeli perusahaan yang murah tapi biasa. Oleh karena itu Warren Buffett berani membeli Coca Cola di tahun 1987 dengan PER diatas 15 karena ia berpendapat bahwa Coca Cola memiliki prospek yang bagus di masa mendatang. Mungkin saat ini harganya mahal, namun jika perusahaan terus bertumbuh maka nilai investasinya pun akan terlihat murah di masa mendatang karena nilai perusahaan yang telah meningkat.
4. Durasi Jangka Waktu Investasi yang Kami Sukai Adalah Selamanya
Memang ide ini terlihat gila namun itulah yang dikatakan oleh Oracle of Omaha ini. Warren Buffett mengatakan jika kau tidak merasa nyaman untuk memiliki suatu saham selama 10 tahun maka kau tidak perlu memilikinya dalam waktu 10 menit. Dia adalah investor jangka panjang yang mengerti kekuatan dari compound interest. Dengan berinvestasi selamanya maka investor akan melipatgandakan asetnya dalam jangka panjang. Coca Cola, Wells Fargo, American Express adalah saham-saham yang dimiliki Warren Buffett lebih dari 10 tahun lamanya dan hingga saat ini masih dimiliki di portofolionya. Berinvestasi selamanya adalah cara yang pasti dalam melipatgandakan aset. Terbukti indeks saham Amerika Serikat baik Dow Jones maupun S&P 500 hanya memiliki satu arah yaitu menuju keatas dalam jangka panjang. Krisis demi krisis telah dilaui Amerika Serikat namun malah rekor demi rekor dipecahkan oleh indeks sahamnya. Bahkan baru-baru ini Warren Buffett mengatakan bahwa Dow Jones akan menembus level 1.000.000 pada 100 tahun yang akan datang. Oleh karena itu berinvestasi dalam jangka panjang lebih memberikan hasil karena tidak ada pembatas dari imbal hasilnya.
5. Takutlah Ketika Orang-Orang Serakah, Serakahlah Ketika Orang-Orang Takut
Warren Buffett merupakan salah satu investor yang kontrarian. Dia memiliki konsep yang sendiri mengenai investasi dan tidak mengikuti tren yang dilakukan oleh orang-orang. Ketika orang-orang berspekulasi pada perusahaan dot com di tahun 1990-an dia tidak mengikutinya, ketika orang-orang berspekulasi pada mata uang cryptocurrency dalam beberapa tahun ini dia juga tidak melakukannya, dan ketika orang-orang ketakutan saat terjadi krisis keuangan di tahun 2008 dengan menjual sahamnya dia tidak menjualnya dan malah membeli saham pada saat itu. Tindakannya yang kontrarian sangat kontroversial namun hal itulah yang membuat dia untung. Warren Buffett menjadi terhindar dari bubble yang berbahaya dan membeli saham yang terdiskon saat terjadi krisis. Keberanian dan kesabarannya inilah yang membuatnya dengan orang biasa jauh berbeda dan membuatnya menjadi investor terhebat sepanjang masa.
Kesimpulan:
Kelima filosofi tersebut selalu dipegang erat oleh Warren Buffett hingga sekarang ini. Kita dapat belajar banyak dari filosofi-filosofi yang dimiliki oleh Warren Buffett tersebut. Menurut Warren Buffett kualitas terbaik yang dimiliki oleh seorang investor adalah pengendalian emosi, bukan faktor intelligent. Bila anda bisa memiliki emosi yang terjaga seperti Warren Buffett maka anda juga bisa mengikuti jejak sukses dari Warren Buffett.