Tuesday, November 28, 2017

Berinvestasi Saham yang Baik Mulai Modal Berapa?

Pertanyaan semacam ini seringkali terlontar oleh calon investor yang ingin memulai berinvestasi saham namun tidak tahu detailnya. Berbeda dengan dulu yang harus membutuhkan modal besar dalam membuka rekening saham yakni jutaan kini berinvestasi saham bisa dilakukan dengan deposit minimal hanya Rp 100.000 saja, sangat kecil bukan? Berinvestasi saham sebenarnya sama dengan bertaruh yaitu semakin besar modal yang dikeluarkan maka akan semakin besar pula keuntungan atau kerugian yang dihasilkan. Orang yang berinvestasi dengan uang Rp 100 juta akan lebih terasa untungnya jika dibandingkan dengan orang yang berinvestasi hanya Rp 1 juta saja. Bayangkan saja jika kedua orang tersebut sama-sama untung 10% maka nilai keuntungan mereka akan berbeda. Yang bermodal Rp 100 juta mendapatkan untung Rp 10 juta dan yang bermodal Rp 1 juta hanya mendapatkan untung Rp 100.000 saja. Namun itu bukan berarti kita harus memiliki modal yang besar dalam berinvestasi saham, bahkan ada kisah seorang wanita yang mampu mengubah $200 menjadi jutaan dollar.
Capital Invest

Dari paragraf diatas maka anda mungkin berpikir bahwa kita harus bermodal besar untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Secara teori hal ini memanglah benar, namun secara praktik hal ini juga sulit diterapkan. Hal itu karena adanya faktor emosi yang mempengaruhi keputusan investor dalam memperdagangkan saham. Orang yang tidak terbiasa mengatur dana yang besar akan terasa perubahan emosinya saat berusaha mengaturnya. Dana yang besar akan membuat diri kita takut untuk melakukan aksi beli dan tergesa-gesa dalam melakukan aksi jual yang kedua hal ini merupakan efek buruk emosi dalam keputusan investasi. Sedangkan di lain sisi dana yang kecil lebih mudah untuk kita atur karena kita terbiasa mengatur dana dalam jumlah tersebut. Lalu mana yang lebih baik? Dana besar atau kecil? Untuk membahas hal tersebut saya akan berikan tipsnya terutama untuk calon investor yang ingin memulai berinvestasi saham. Berikut ini tipsnya:

1. Kelola Dana Semampu Emosi Anda
Yang pertama kali kita incar adalah pengendalian emosi kita, bukan imbal hasil dari investasi. Emosi yang tidak terkendali mampu untuk merusak keputusan investasi anda yang sudah sesuai dengan logika. Semakin besar dana yang anda kelola maka anda akan merasa takut untuk membeli saham dalam jumlah yang besar apalagi jika anda mengalami kerugian. Gunakan dana yang menurut anda dapat anda tolerir bahkan jika sewaktu-waktu dana tersebut turun sebesar 10% anda tidak merasa pusing. Kemampuan emosi setiap orang berbeda-beda, ada yang mampu mengelola dana besar dan ada yang stress karenanya. Oleh karena itu mulai dengan dana yang kecil hingga moderat dan pastikan itu adalah dana yang menganggur dan tidak anda butuhkan dalam beberapa tahun. Seiring berjalannya waktu anda dapat menambah nilainya dengan deposit rutin tiap bulan dengan prinsip dollar cost averaging sembari anda menggali ilmu tentang saham dan membiarkan portofolio anda berkembang. Lama-kelamaan anda akan terbiasa dalam mengelola dana anda yang semakin membesar seiring berjalannya waktu.
(Selengkapnya: Jebakan Psikologi Dalam Investasi)

2. Jangan Remehkan Uang Kecil
Jika anda tidak mampu berinvestasi Rp 10 juta yang merupakan investasi minimum untuk Mandiri Sekuritas maka investasilah sebesar Rp 5 juta. Jika tidak bisa Rp 5 juta maka investasilah Rp 1 juta. Tidak bisa lagi? Ikut seminar atau sekolah pasar modal senilai Rp 100.000 maka anda akan mendapatkan rekening saham yang nilainya Rp 100.000 juga. Masih tidak bisa? Maka anda tidak ada niatan untuk berinvestasi! Kendati uang kecil sangat susah untuk bergerak di pasar modal karena pilihan saham yang terbatas namun sebenarnya itu tidak begitu masalah. Dengan modal Rp 100.000 maka anda bisa membeli saham yang harganya dibawah 1000/lembar. Banyak saham kecil yang memiliki prospek bagus dan bahkan lebih bagus karena potensi bertumbuhnya yang lebih pesat. Jangan remehkan modal yang kecil karena modal yang kecil jika berlipatganda seiring berjalannya waktu maka hasilnya juga sangat mengerikan. Banyak kisah-kisah investasi yang bermodal kecil menjadi bernilai besar karena keajaiban compound interest (bunga-berbunga).
(Selengkapnya: Wanita yang Mengubah $200 menjadi $7 Juta)

3. Mulailah Sekarang, Jangan Menunggu Modal Besar
Sebenarnya yang menjadi masalah dalam berinvestasi untuk rakyat biasa bukan terletak pada modalnya namun terletak pada waktunya. Banyak yang menghiraukan kesempatan berinvestasi dengan alasan akan melakukannya di masa depan jika sudah memiliki modal yang besar. Pemikiran ini merupakan pemikiran yang salah karena investasi sangat bergantung pada waktu. Dengan anda memulai sekarang maka anda akan mulai belajar sekarang dan memiliki waktu yang panjang untuk modal anda berlipat ganda karena bunga-berbunga. Ketika anda menunggu memiliki modal yang besar maka anda sudah melewatkan waktu yang panjang hanya untuk menabung yang notabene tidak produktif karena tidak menghasilkan imbal hasil dan anda akan memulai pengetahuan investasi dari 0 di usia yang lebih tua yang berarti buruk karena terlambat (terlambat belajar dan melewatkan kenaikan saham). Secara historis IHSG selalu mencetak nilai rekor yang lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya. Hal itu tentu saja ditopang oleh banyak saham-saham yang naik ke rekor yang lebih tinggi juga. Jika anda tidak berinvestasi sekarang maka anda akan melewatkan saham-saham yang mengalami kenaikan tersebut alias telat. Oleh karena itu mulailah investasi dari sekarang

4. Bila Dana Sangat Minim, Pilihlah Reksadana Terlebih Dahulu
Dana yang sangat minim memliki ruang gerak yang terbatas. Dengan modal Rp 100.000 maka investor hanya mampu untuk membeli saham yang harganya 900 sebesar 1 lot (100 lembar) saja. Hal itu karena minimum pembelian saham adalah senilai 1 lot. Dana yang minim ini akan membuat portofolio menjadi sulit untuk dilakukan diversifikasi. Jika kita hanya memegang 1 saham maka apabila saham tersebut turun drastis maka nilai portofolio kita juga akan turun dengan sangat drastis. Dengan berinvestasi di reksadana maka kita secara otomatis berinvestasi di instrumen yang terdiverifikasi sehingga risiko dapat diminimalisasi. Sekarang ini reksadana sangat terjangkau dan dengan Rp 100.000 anda bisa mulai berinvestasi di reksadana. Tambahkan secara rutin tiap bulan dengan prinsip dollar cost averaging dari gaji/pemasukan anda. Baru setelah portfolio anda berkembang anda bisa mulai berinvestasi secara mandiri.
Kesimpulan:
Banyak orang berpikir bahwa berinvestasi saham memerlukan modal yang besar dan fakta menunjukkan sebaliknya bahwa berinvestasi saham hanya membutuhkan modal yang kecil. Sebelum memulai dengan modal yang besar alangkah baiknya jika kita mampu mengendalikan emosi dan menggali pengalaman di pasar modal sebelum mempertaruhkan dana yang besar milik anda. Orang-orang berpikir bahwa yang terpenting adalah modal namun hal itu tidak demikian yang terpenting adalah ilmu dan memiliki waktu yang panjang dalam berinvestasi. Artikel ini hanya memberikan wawasan dan tips kepada calon investor dalam menentukan alokasi dana yang diinginkan. Setiap kemampuan investor berbeda-beda maka alokasikan dana sesuai dengan kemampuannya dan jangan sampai anda tidak bisa tidur karena ketakutan portofolio anda nilainya turun.

0 komentar:

Post a Comment