Matahari Putra Prima (MPPA) merupakan perusahaan retail yang mengoperasikan gerai Hypermart. Dalam sebuah artikel saya sudah menjelaskan bahwa di tahun 2017 sektor retail sedang terpuruk terutama retail yang berbasis di supermarket. Perubahan gaya berbelanja masyarakat membuat emiten retail harus bisa berinovasi untuk mempertahankan kinerjanya. Hal buruk terjadi terutama di emiten yang satu ini. MPPA mencatatkan kinerja yang negatif di tahun 2017 dan itu membuat harga sahamnya terus turun sepanjang beberapa tahun yang lalu. Penurunan harga saham itu adalah hal yang wajar karena MPPA mencatatkan kinerja penurunan sejak tahun 2015. Sekarang ini MPPA ingin melakukan right issue untuk memperbaiki keadaan finansialnya. Rencananya perseroan akan menerbitkan 1,95 miliar lembar saham dengan nominal Rp 50 di harga Rp 410/lembar. Namun sepertinya right issue ini kurang menarik dan artikel ini akan membahasnya:
Hypermart Merupakan Produk Utama MPPA |
Nasib malang menimpa MPPA di sepanjang tahun 2017 karena di tahun kemarin MPPA merugi sebesar Rp 1,24 triliun padahal di tahun 2016 MPPA masih membukukan laba bersih sebesar Rp 38,4 miliar. Pendapatannya juga tergerus sebesar -7,3%. Sebenarnya kinerja yang negatif ini sudah mulai terlihat pada tahun 2015 yang mencatatkan laba bersih lebih sedikit dibandingkan di tahun 2014 serta pendapatannya yang hanya tumbuh tipis. Akibatnya MPPA harus melakukan efisiensi besar-besaran dengan menutup banyak gerai untuk mengurangi biaya. Sangat sulit sekali MPPA untuk memutar balikkan keadaan dan gerai-gerai baru yang didirikan juga berkinerja dibawah ekspektasi manajemen.
2. Hutang yang Besar
Emiten retail memang terkenal dalam memiliki hutang yang besar karena membutuhkan modal yang besar untuk membuka gerai yang baru. Selain itu model bisnisnya yang seharusnya tahan di berbagai macam ekonomi membuat perbankan dengan senang hati untuk meminjamkan dana ke sektor ini. Namun ternyata hal tersebut tidak sesuai dengan realita karena emiten retail juga dapat mencatatkan kinerja yang negatif sehingga ketika merugi emiten retail akan sangat sulit dalam membayar hutangnya. Hal ini terjadi pada MPPA, dalam laporan keuangan tahun 2017 MPPA mencatatkan kerugian dengan disertai penurunan pendapatan dan membuat prospek bisnisnya menjadi suram. Dilihat juga dalam Lapkeu 2017 MPPA tercatat memiliki total liabilitas Rp 4,25 triliun dan nilai ekuitas sebesar Rp 1,17 triliun yang mencerminkan Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 3,63 yang cukup besar. Sejatinya DER di angka 3 bukanlah masalah jika perusahaan mampu berkinerja positif namun dalam kasus MPPA ini perusahaan berkinerja negatif dan akibatnya nilai ekuitasnya ikut tergerus. MPPA akan kesulitan dalam membayar hutangnya dan right issue ini digunakan untuk membayar hutang tersebut.
3. Harga Saham Downtrend
Kinerja harga saham MPPA terus mengalami penurunan sejak berada di level puncaknya 4100-an di tahun 2015. Kini harga saham MPPA berada di level 390-an dan dalam setahun terakhir sudah turun sebesar -63%. Harga saham MPPA yang sekarang jauh dibawah harga right issuenya di 410 yang membuat right issuenya tidak menarik. Saham MPPA bisa terus mengalami penurunan dari harga yang sekarang jika perusahaan tidak mampu untuk memutar balikkan keadaan. Bahkan skenario terburuk adalah MPPA bisa menjadi kandidat perusahaan yang terancam pailit karena tidak mampu membayar hutangnya yang besar.
Kesimpulan:
Matahari Putra Prima (MPPA) merupakan salah satu perusahaan yang mencatatkan kinerja yang kurang bagus di tahun 2017. Right issue MPPA sejatinya digunakan untuk mengurangi beban hutang yang melilit perseroan. Namun dengan kinerja yang kurang bagus serta kinerja pergerakan harga saham yang juga negatif membuat right issue MPPA menjadi tidak menarik.
PS Ini hanyalah sekedar info untuk para investor. Risiko dalam berinvestasi ditanggung sendiri oleh masing-masing investor. Info ini hanya berbentuk opini berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Dislaimer ON!
PS Ini hanyalah sekedar info untuk para investor. Risiko dalam berinvestasi ditanggung sendiri oleh masing-masing investor. Info ini hanya berbentuk opini berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Dislaimer ON!
0 komentar:
Post a Comment