Bulan November adalah bulan yang bagus untuk mengakumulasi saham karena laporan keuangan emiten Q3 2018 sudah keluar. Rata-rata emiten di BEI pada tahun ini mencatatkan kinerja yang cukup bagus dengan pertumbuhan yang baik. Itu berarti pergerakan IHSG berbanding terbalik dengan kinerja emiten yang jelas-jelas sehat dan kuat untuk bertumbuh. IHSG pada tahun ini terkoreksi dengan cukup signifikan namun itu tidak disertai dengan penurunan kinerja emiten. Hal itu berarti ini merupakan peluang untuk membeli saham di harga yang jauh lebih murah.
Pada bulan kemarin dalam sebuah artikel dibahas mengenai saham dividen yang bagus dibeli di bulan Oktober dan salah satunya adalah saham BBNI yang direkomendasikan di harga 7000 saat ini sudah naik ke harga 8000. Untuk IHSG pada tahun ini masih cukup tertekan sehingga investor saham harus cukup bersabar untuk di tahun ini, ibaratnya tahun ini merupakan tahun penurunan untuk IHSG. Berikut ini adalah 3 saham dividen yang bagus dibeli yang bisa menjadi acuan investor saham dalam menentukan pilihan:
1. Panca Budi Idaman (PBID)
Kinerja PBID pada Q3 2018 ini cukup bagus untuk dipertimbangkan. Pendapatan PBID meningkat sebesar +24% dan laba bersihnya meningkat sebesar +48% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Ini sesuai bahkan lebih dari target manajemen yang menginginkan untuk bertumbuh sebesar +15% pada tahun ini. Industri plastik kemasan akan terus berkembang karena dibutuhkan masyarakat dan itu merupakan prospek yang baik untuk PBID. Saat ini di harga 1100 saham PBID memiliki valuasi PER 9 dan PBV 1,4 serta memberikan dividen yield sebesar 3,9%.
2. BFI Finance (BFIN)
Penurunan IHSG dan skandal dengan Aryaputra membuat saham BFIN menjadi turun signifikan di tahun ini. Kendati berisiko secara hukum namun kinerja BFIN baik-baik saja dan malah cenderung bagus. Pada Q3 2018 laba bersih BFIN naik +30% ditopang oleh pendapatan yang naik +27,5%. Jika dilihat kasus hukumnya BFIN sebenarnya di posisi yang lebih kuat karena didukung oleh pengacara kondang Hotman Paris. Untuk valuasi harga sahamnya di harga 560 saham BFIN memiliki valuasi PER 7,5 dan PBV 1,5. Dividennya cukup besar mencapai 7% jauh diatas deposito dan jumlahnya bertumbuh dalam beberapa tahun terakhir.
3. Sri Rejeki Isman (SRIL)
Nilai tukar rupiah yang melemah membuat sentimen positif ada pada emiten yang melakukan ekspor tak terkecuali SRIL. Dalam beberapa tahun terakhir kinerja SRIL cukup bagus dengan bertumbuh secara double digit namun harga sahamnya tidak banyak bergerak namun hal itulah yang membuat sahamnya menarik karena terlihat murah. Dari sisi kinerja, SRIL pada Q3 2018 ini membukukan pendapatan +33,4% dan laba bersih meningkat +49% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Di harga 360 saham SRIL dihargai dengan PER 6,5 dan PBV 1 sehingga terlihat sangat murah. Dividen yield SRIL hanya 2,3% pada tahun ini namun jumlahnya meningkat besar dari tahun yang lalu.
Saya membuka jasa konsultasi investasi saham yang murah dan memiliki track record yang baik. Baca selengkapnya
0 komentar:
Post a Comment