Di dunia saham siapa yang tidak kenal dengan saham Unilever (UNVR) karena UNVR merupakan salah satu saham legendaris yang ada di Bursa Efek Indonesia. Konon katanya investor yang membeli saham saham pada saat IPO di tahun 1982 menikmati modalnya naik lebih dari 1.500 kali! Tentunya sangat sulit mencari investasi yang memberikan keuntungan 1.500 kali dalam 35 tahun namun di saham bisa dan saham UNVR buktinya. Namun saya beritahu dear investor saham UNVR sudah terlalu kemahalan di harga sekarang. Jadi jika anda ingin mendapatkan keuntungan yang berlipat dari saham UNVR maka itu bisa tapi akan lama.
Secara historis saham UNVR dari awal tahun 2008 hingga awal tahun 2008 menghasilkan nilai imbal hasil investasi sebesar 688% dan itu belum termasuk dividen, menarik sekali menghasilkan 7 kali modal dalam 10 tahun sedangkan IHSG hanya memberikan imbal hasil 151%. Hal yang menarik adalah ketika terjadi krisis finansial global di tahun 2008 dan meruntuhkan IHSG lebih dari -50% namun saham UNVR tidak terkena imbasnya sama sekali. UNVR sideways di tahun 2008 dan menjadi saham yang dinilai anti krisis serta safe heaven di BEI. Memang kelihatannya lucu namun demikianlah yang dipikirkan orang-orang, itu karena produk UNVR merupakan barang-barang yang terus dibutuhkan masyarakat setiap hari. Prospek UNVR memang sejalan dengan kinerjanya yang bertumbuh double digit. Namun sekarang? UNVR sudah terlalu besar dan kesusahan untuk tumbuh di rentang double digit. Dalam artikel ini akan dibahas mengapa anda jangan dulu berinvestasi di saham UNVR setidaknya untuk saat ini.
1. Valuasi Terlalu Tinggi
Jika anda membandingkan valuasi UNVR di tahun 2008 dengan tahun 2018 maka akan berbeda. Di awal tahun 2008 UNVR di harga 7000 memiliki PER sebesar 27,2 dengan berpatokan pada EPS 2017 yang sebesar 257 serta memiliki PBV sebesar 18 dari sini UNVR terlihat sangat premium dan cenderung overpriced. Namun pertumbuhan double digit masih terasa di tahun 2008 sehingga prospek kedepannya masih bagus. Coba bandingkan dengan sekarang di harga 44000 saham UNVR di hargai dengan PER sebesar 47 dan PBV 66 bahkan UNVR sempat di harga 55000 yang bila di level itu maka UNVR dihargai dengan PER 58. Itu artinya investor di tahun 2018 berani membayar dua kali valuasi di harga tahun 2008. Hal yang seperti ini biasanya lebih bagus jika perusahaan mampu untuk mengikuti ekspektasi dan berkinerja lebih bagus namun tidak untuk UNVR karena sudah melambat.
2. Kinerja Melambat
Di tahun 2017 UNVR hanya membukukan kenaikan pendapatan +2,87% dan laba bersih +9,6% dari tahun lalu. Terlihat bahwa UNVR hanya mampu membukukan kinerja single digit dibandingkan double digit di masa lalu. Kinerja melambat itupun berlanjut, pada Q2 2018 pendapatan UNVR turun tipis -0,38% dan laba bersih turun -2,59% dibanding periode yang sama tahun lalu. Dengan kinerja yang melambat dan cenderung turun seperti ini apakah UNVR layak untuk dihargai dengan PER yang tinggi? Jika kinerjanya hanya seperti ini maka sahamnya pun tidak berpotensi dan akan cenderung menurun.
Kesimpulan:
Kendati UNVR merupakan saham consumer goods yang bagus di masa lalu namun itu bukan berarti itu akan berlanjut di masa depan. Dilihat saat ini kinerja UNVR sudah melambat dan sangat mahal maka potensi investasi untuk naik sudah sangat kecil risiko juga menjadi besar. Mungkin di masa depan UNVR akan membukukan pertumbuhan yang pesat kembali namun melakukan asumsi seperti itu bukanlah hal yang tepat karena kita harus bersikap logis terhadap data yang ada di lapangan yang sebenarnya.