Tuesday, August 7, 2018

Prospek TLKM Redup di Tahun Ini

Hal yang mengejutkan terjadi di pasar saham dimana perusahaan telekomunikasi BUMN yaitu Telekomunikasi Indonesia (TLKM) mencatatkan kinerja semester I yang negatif. Laba bersih TLKM menurun sebesar -27% pada Q2 2018 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan TLKM un relatif tidak bergerak dengan kenaikan 0,5% dari periode yang sama tahun lalu. Sebenarnya penurunan ini sudah terlihat sejak Q1 2018. Pada Q1 2018 laba bersih TLKM turun sebesar -14% dan pendapatan hanya meningkat sebesar 4%. Dari laporan keuangan yang ada sepertinya kinerja TLKM sudah mulai melambat.

Telkom Indonesia
Persaingan yang Ketat
Saat ini industri telekomnikasi mengalami persaingan yang sangat ketat dengan adanya perang tarif antara masing-masing operator telekomunikasi. Kehadiran penjualan data sebagai penopang prospek telekomunikasi ternyata menimbulkan persaingan yang ketat di industri telekomunikasi. Imbasnya di semester I tahun ini banyak emiten operator telekomunikasi yang merasakan dampaknya. Tidak hanya TLKM, XL Axiata (EXCL) dan Indosat (ISAT) juga mengalami penurunan kinerja pada periode ini. EXCL bahkan membukukan kerugian sebesar Rp 81 miliar padahal dua tahun sebelumnya membukukan keuntungan. Begitupula dengan ISAT yang membukukan kerugian setelah dua tahun sebelumnya membukukan keuntungan. Oleh karena itu penurunan kinerja TLKM masih bisa dibilang wajar karena mengikuti tren penurunan industri. Namun dengan prospek industri yang kurang bagus maka sebaiknya investor menunda dulu untuk berinvestasi di industri telekomunikasi. Industri telekomunikasi sedang mengalami penurunan kinerja dan berpotensi untuk menjadi turnaround namun sebelum itu terjadi risikonya sangat besar.

Efek Penurunan Kinerja
Sejak awal tahun hingga artikel ini ditulis saham TLKM sudah mencatatkan imbal hasil yang negatif yaitu -20%. Pasar sangat merespon negatif terhadap penurunan kinerja TLKM dan sahamnya berpotensi untuk turun kembali mengingat belum adanya katalis positif yang dapat menopang pergerakan saham TLKM. Ditambah lagi saat ini di harga 3500 saham terlihat cukup mahal dengan PER 16 dengan menggunakan laba bersih tahun 2017. Namun jika melihat laba bersih di tahun 2018 yang menurun cukup besar maka valuasi tersebut kurang tepat untuk dijadikan acuan. Analis memperkirakan EPS TLKM di tahun 2018 sebesar 180 atau turun dari 220 di tahun 2017. Sehingga dengan melihat EPS kedepannya saat ini TLKM di harga 3500 diperdagangkan dengan PER 19,4 yang artinya cukup mahal untuk perusahaan yang mencatatkan penurunan.

Kesimpulan:
Kinerja TLKM yang bagus di masa lalu tidak membuat kinerjanya juga ikut bagus pada saat ini. Bahkan terlihat saham TLKM cukup overvalue di harga 3500 dengan melihat kinerja dan valuasinya. Investor sebaiknya wait and see sebelum membeli saham TLKM atau bisa mengurangi porsi saham TLKM di portofolio apabila memilikinya.
Lokasi:indonesia Jakarta, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment