Kemarin malam pada tanggal 9 Agustus 2018 publik dihebohkan dengan berita terkait politik yaitu pemilihan cawapres. Kedua kubu saling menunda dalam mengumumkan cawapresnya sehingga menimbulkan pertanyaan publik tentang siapa cawapres yang akan digandeng oleh masing-masing capres yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Penentuan cawapres ini sangat menimbulkan polemik politik karena juga merupakan langkah besar yang menentukan kesempatan terpilihnya masing-masing calon dalam pemilu yang akan dilaksanakan pada tahun 2019 nanti. Akhirnya Joko Widodo menggandeng Ma'ruf Amin dan Prabowo menggandeng Sandiaga Uno sebagai cawapres. Keesokan harinya pasar saham merespon positif dengan kenaikan IHSG sebesar +0,2%. Artikel ini hanya bersifat opini tentang sudut pandang pengamatan politik yang sedang terjadi dan tidak ada niatan menjatuhkan ataupun keberpihakan pada masing-masing calon.
Pengumuman capres dan cawapres ini merupakan pengumuman paling mendadak sepanjang sejarah pemilu. Nampak kedua kubu dengan sengaja mengulur dan saling intip pilihan lawannya. Namun sebenarnya kejadian ini dikarenakan oleh kubu Joko Widodo yang memang sengaja mengulur sehingga pihak lain juga dengan berhati-hati untuk mengikuti mengulur. Seandainya saja pihak Joko Widodo tidak mengulur pengumuman maka pihak Prabowo Subianto juga kemungkinan tidak akan mengulur waktu. Namun hal tersebut wajar untuk dilakukan karena semenjak pemilihan gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017 silam membuat pemilihan presiden menjadi lebih disorot dan mengundang kontroversial. Sehingga kubu Joko Widodo lebih bersikap berhati-hati dalam mengambil keputusan ketika memilih cawapres karena hal tersebut sangat menentukan kemenangan pada saat pemilu.
Diluar Ekspektasi
Nama yang dikantongi oleh Joko Widodo adalah Ma'ruf Amin yang saat ini menjabat sebagai ketua MUI. Namun hal itu diluar perkiraan banyak orang yang menilai bahwa Joko Widodo akan menggandeng Mahfud MD sebagai cawapres. Asal tahu saja banyak kandidat yang berpotensi menjadi cawapres yang berinisial M (karena diberikan petunjuk bahwa cawapres berinisial M) yaitu mulai Sri Mulyani, Moeldoko, Muhaimin Iskandar dan Muhammad Jusuf Kalla. Namun nama Mahfud MD menjadi kandidat kuat karena sosok yang religius dan mengerti seluk beluk pemerintahan. Sebenarnya pada beberapa jam sebelum pengumuman Mahfud MD sudah bersiap namun kemudian pulang karena ada yang berbeda pada pemilihan kali ini. Nampaknya Joko Widodo ingin bermain aman dengan menggandeng ulama sebagai cawapres. Hal diluar ekspektasi juga terjadi pada kubu Prabowo Subianto yang menggandeng Sandiaga Uno sebagai cawapres. Padahal Sandiaga Uno merupakan wakil gubernur DKI Jakarta yang sedang menjabat. Sebelumnya terdengar isu bahwa Prabowo Subianto akan menggandeng Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres namun hal itu diakhiri dengan walkout partai Demokrat dari kubu Prabowo Subianto. Begitulah politik, semua dapat berubah hingga detik terakhir.
Pasar Merespon Positif
Pada tanggal 10 Agustus 2018 IHSG dibuka dengan warna hijau +0,37% ke level 6087,96 dan keadaan hijau tersebut bertahan hingga akhir perdagangan sesi I. Bahkan hingga penutupan perdagangan pukul 16.00 IHSG masih berada di posisi hijau +0,2 %. Sepertinya pasar merespon positif pemilihan cawapres pada kali ini.
Kesimpulan:
Pemilihan cawapres kali ini merupakan hal yang terlama dan mendadak. Banyak hal yang diluar ekspektasi terjadi. Namun kabar baiknya investor merespon positif pemberitaan politik ini dan IHSG naik sebesar +0,2%, pada keesokan harinya.
0 komentar:
Post a Comment