(Data yang digunakan adalah di akhir tahun 2017)
1. HM Sampoerna (HMSP) Rp 550,18 triliun
2. Bank Central Asia (BBCA) Rp 534,54 triliun
3. Telekomunikasi Indonesia (TLKM) Rp 447,55 triliun
4. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Rp 444,48 triliun
5. Unilever Indonesia (UNVR) Rp 426,51 triliun
6. Bank Mandiri (BMRI) Rp 369,6 triliun
7. Astra International (ASII) Rp 336,01 triliun
8. Bank Negara Indonesia (BBNI) Rp 182,77 triliun
9. Gudang Garam (GGRM) Rp 161,24 triliun
10. United Tractor (UNTR) Rp 132,05 triliun
Siapa yang Akan Mencapai 1000 triliun pertama?
Memprediksi tentang perusahaan mana yang akan mencapai kapitalisasi 1000 triliun pertama sama susahnya dengan menebak pergerakan harga saham. Hal itu karena dengan memprediksi peningkatan kapitalisasi pasar itu berarti kita juga menebak bahwa harga sahamnya juga akan meningkat sehingga mendongkrak kapitalisasi pasar. Namun artikel ini akan berusaha membahas potensi dari kesepuluh saham yang berpotensi untuk mencapai kapitalisasi pasar 1000 triliun.
Jika kita ingin melihat pemenangnya maka kita harus melihat kinerjanya juga. Mayoritas saham-saham tersebut merupakan saham yang sangat besar kapitalisasi pasarnya dan kinerjanya juga sudah melambat. Saat artikel ini dipublikasi BBCA sudah menyalip HMSP menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar tersebesar di BEI. Kenaikan harga BBCA yang sangat konsisten setiap tahun membuatnya menjadi kandidat terkuat untuk memenangkan perlombaan ini. Namun akhir-akhir ini BBCA hanya membukukan kinerja single digit dan valuasinya sangat mahal sehingga rasanya butuh waktu yang lama agar sahamnya naik 2 kali untuk menembus 1000 triliun.
HMSP juga sudah melambat dan sulit menemukan momentum pertumbuhan ditambah pemerintah yang selalu menekan perusahaan rokok dengan tarif cukai yang naik secara besar-besaran membuat prospek industri rokok patut dipertanyakan. Selanjutnya ada TLKM yang di tahun 2018 ini membukukan kinerja penurunan dan sahamnya pun dihukum oleh pasar. Lalu ada BBRI yang secara konsisten membukukan kinerja bertumbuh dan akhir-akhir ini tetap bertumbuh double digit selaras dengan valuasinya. UNVR merupakan saham legendaris yang ada di BEI karena listing di awal sejarah Bursa Efek Indonesia dulu UNVR bertumbuh dengan pesat namun sekarang UNVR cenderung melambat dengan pertumbuhan single digit dan sepertinya kesulitan membukukan kenaikan pendapatan karena segmen pasarnya yang telah besar dan hampir menyasar seluruh Indonesia. BMRI berkinerja hampir sama dengan BBRI serta sama-sama bank BUMN. ASII kinerjanya juga sudah moderat dan bertumbuh 10-15%. BBNI setara dengan bank-bank sebelumnya. GGRM juga tertekan sama seperti HMSP. Nah yang terakhir UNTR yang merupakan underdog yang mencatatkan kinerja yang cemerlang dalam beberapa tahun terakhir. Namun hal itu karena kenaikan harga komoditas batubara yang mendongkrak kinerjanya dan juga infrastruktur. Lagipula UNTR harus mengalami lonjakan harga saham sebesar lebih dari 7 kali untuk mencapai 1000 triliun dan itu sepertinya sulit sebelum BBCA mencapainya. Oleh karena itu BBCA merupakan kandidat yang sangat kuat untuk mencapai kapitalisasi pasar 1000 triliun terlebih dahulu. Mengenai kapan akan mencapainya who knows?
Kesimpulan:
Perlombaan menuju kapitalisasi pasar 1000 triliun merupakan perjalanan yang panjang untuk saat ini. Setidaknya minimal dalam waktu 5 tahun lagi mungkin akan ada perusahaan di BEI yang mencapai kapitalisasi pasar 1000 triliun namun kembali lagi itu tergantung dari kinerja perusahaan-perusahaan big cap tersebut.
0 komentar:
Post a Comment