Saturday, August 11, 2018

Bila Anda Berinvestasi di Saham BTPN Pada Saat IPO di 2008

Bank Tabungan Pensiun Nasional merupakan sebuah bank devisa yang didirikan pada tahun 1958 dan 50 tahun selanjutnya BTPN melakukan IPO yakni pada 12 Maret 2008 dengan harga IPO sebesar Rp 2.850/lembar. Perlu diketahui bahwa BTPN melakukan stocksplit di tahun 2011 dengan rasio 1:5 sehingga untuk membandingkan dengan harga IPO kita perlu membagi harga IPO dengan angka 5. Dengan begitu didapatlah harga IPO BTPN dibandingkan dengan yang sekarang di angka 570. Saat artikel ini ditulis harga saham BTPN mencapai level 4000. Itu artinya jika anda membeli IPO saham BTPN pada tahun 2008 maka anda akan mendapati nilai investasi anda meningkat sebesar 701% tidak termasuk dengan dividen. Bila memasukkan data dividen nilai investasi anda berkembang sebesar 736% dalam 10 tahun atau berkembang sebesar 21,15% setiap tahunnya (CAGR). Dengan perkembangan seperti itu berarti investornya telah mengalahkan kinerja pasar atau IHSG karena IHSG hanya memberikan imbal hasil sebesar 145% pada periode yang sama atau sebesar 9,38% pertahun (CAGR). Lalu apa yang membuat BTPN sangat spesial sehingga memberikan imbal hasil yang tinggi?
Logo BTPN

Saham BTPN ini termasuk saham yang bagus karena saham ini merupakan saham yang bergerak sesuai dengan data fundamentalnya dan dalam jangka panjang dan data fundamentallah yang menang dibandingkan dengan isu, rumor ataupun pergerakan saham dalam jangka pendek. Sebelum saya mencoba menjelaskan mengenai sejarah saham BTPN ini saya akan mengingatkan bahwa harga saham yang digunakan dan EPS menggunakan data setelah stocksplit agar lebih mudah untuk membedakannya dan melihat perubahannya. Pada saat IPO yang setara dengan harga 570/lembar sekarang di tahun 2017 BTPN membukukan laba bersih sebesar Rp 73,6/lembar itu berarti harga saham IPO dihargai dengan PER 7,7 yang terlihat sangat murah sekali.
Chart BTPN
Chart BTPN Dari IPO Hingga 2018
Krisis 2008
Krisis keuangan global di tahun 2008 meruntuhkan saham-saham di Bursa Efek Indonesia tidak terkecuali BTPN yang baru IPO. Harga sahamnya pun turun hingga 240/lembar dan dengan mengantongi data laba bersih di tahun 2017 yang sebesar Rp 73,6 maka valuasi PER saham BTPN di akhir tahun 2008 adalah hanya sebesar 3,26 yang terlihat sangat-sangat murah. Investor yang berani membeli diharga ini akan merasakan 1.666% kenaikan dari modal yang diinvestasikannya jika melihat harga di tahun 2018. Kembali ke cerita, BTPN menghasilkan laba bersih sebesar Rp 80,2/lembar di tahun 2018 yang artinya terdapat peningkatan sebesar +8,9% dari laba bersih di tahun 2017 namun harga sahamnya telah jatuh lebih dari -50% setelah krisis. Di tahun 2009 saham BTPN mulai naik ke langit.

Era Kejayaan BTPN 2009-2012
Di tahun 2009 saham BTPN mengalami peningkatan hingga di titik tertingginya di 706/lembar dengan data fundamental 2008 PER BTPN di tahun 2009 sebesar 8,8 yang artinya masih murah. Investor yang membeli saham pada IPO 2008 dan tidak menjualnya sudah tidak merugi dan membukukan keuntungan lebih dari +20% dan di tahun 2009 BTPN membukukan EPS Rp 89/lembar atau +10,9% dari laba tahun 2008. Di tahun 2010 saham BTPN masih rally hingga menyentuh level tertinggi di 3000 artinya PER BTPN di tahun 2010 sebesar 33 yang artinya sudah tidak murah lagi dan cenderung overpriced namun di tahun 2010 EPS BTPN naik +66,3% ke Rp 148/lembar itu artinya jika membandingkan dengan EPS 2010 saham BTPN memiliki PER 20,2 yang artinya cukup mahal. Lalu di tahun 2011 saham BTPN masih rally ke level tertinggi 4000 yang artinya PERnya sebesar 27 namun BTPN membukukan EPS sebesar Rp 247/lembar, +66,9% dari tahun lalu namun tentu saja forward PERnya masih premium yakni di 16,2. Di tahun 2012 saham BTPN masih rally hingga mencapai level 5300/lembar dengan begitu PERnya adalah sebesar 21,4 cukup premium kembali dan di tahun 2012 BTPN membukukan EPS Rp 341/lembar, +38% dari tahun 2011. Disini terlihat bahwa BTPN mulai melambat. 

Penurunan kinerja 2013-2017
Dan di tahun 2013 BTPN mencapai level tertingginya sepanjang sejarah di level 6000/lembar dengan data EPS 2012 maka PER BTPN di level tertinggi ini adalah 17,6. Di tahun 2013 ini BTPN hanya mampu memberikan kinerja single digit, EPSnya naik ke Rp 365/lembar, +7% dari tahun 2012 dan sahamnya pun jatuh karena valuasi yang tinggi. Selanjutnya di tahun 2014, 2015, 2016 dan 2017 secara berturut turut EPSnya sebesar Rp 320, Rp 291, Rp 300 dan Rp 209. Bisa dilihat disini kinerjanya sudah menurun dan sahamnya juga turun dari level tertingginya di tahun 2013 dan tidak pernah mencapainya kembali. Hal itu karena BTPN memiliki valuasi yang tinggi di harga tersebut dan kinerjanya tidak sesuai dengan valuasinya yang tinggi. Mungkin investor menantikan kejayaan BTPN kembali? Again thats wishing not investing.

Bottom Fishing dan Menjual Di Harga Tertinggi
Hal yang menarik disini adalah anda bisa mendapatkan tenbagger dengan cepat. Investor yang membeli saham BTPN di harga terendah akhir tahun 2008 yaitu di level 240 dan menjualnya di harga tertinggi di tahun 2013 sebesar 6000 mendapati dirinya mendapatkan keuntungan sebesar 2.500% dalam waktu 5 tahun saja atau mencetak kenaikan sebesar 90,37%/tahun (CAGR). Namun berapa investor yang berhasil melakukan hal ini? Krisis global yang menggemparkan akan membuat investor takut untuk membeli saham terutama saham perbankan dan ekspektasi yang tinggi akan membuat investor untuk enggan menjualnya ketika fundamental berubah.

Kesimpulan:
Saham BTPN merupakan salah satu IPO yang bagus dan memberikan imbal hasil yang bagus pula dalam jangka panjang. Hal yang menarik dari kisah ini adalah jika anda berani membeli setelah krisis dan menjualnya ketika fundamental berubah maka anda akan mendapatkan keuntungan yang besar. Saat ini saham BTPN dihargai dengan PER 19 di harga 4000 dengan patokan EPS 2017 sebesar Rp 209/lembar. Itu masih terlihat sangat premium namun BTPN diprediksi membukukan EPS sebesar Rp 360/lembar di tahun 2018 yang mungkin terlihat murah apabila BTPN mampu membukukan EPS tersebut. Namun untuk saham perbankan saham BTPN merupakan saham yang memiliki valuasi premium saat ini.

Lokasi:indonesia Jakarta, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment