Dalam berinvesatsi di saham broker anda juga dapat meminjamkan dana kepada anda untuk digunakan dalam bertransaksi saham yang umumnya untuk membeli saham. Dana ini biasa disebut sebagai dana margin dan memiliki bunga yang harus ditanggung oleh investor. Rata-rata bunga margin bila disetahunkan bisa mencapai 17-20% dan dihitung dalam harian. Efek positif dari margin adalah investor dapat memaksimalkan potensi keuntungan dari modalnya yang kurang. Namun margin ibarat dua mata pedang ada keuntungan dan kerugian dalam penggunaan margin dalam transaksi.
Dengan Leverage Satu Modal Bisa Setara Tiga Kali Modal |
Dua Mata Pedang
Dengan menggunakan margin maka investor dapat mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Misalnya saja dengan akun portfolio Rp 100 juta sebuah broker memberikan fasilitas kepada nasabahnya untuk melakukan transaksi hingga Rp 300 juta. Jika menggunakan dana sendiri dan investor meraih keuntungan 10% maka investor tersebut untung Rp 10 juta. Namun jika ia menggunakan dana margin hingga bisa bertransaksi sampai Rp 300 juta dan mendapatkan keuntungan yang sama yakni 10% maka investor tersebut untung lebih besar yakni Rp 30 juta sebelum dikurangi oleh biaya bunga margin. Namun margin juga membuat kerugian menjadi berlipat ganda juga. Ketika merugi 10% margin dengan 3 kali modal bisa menyebabkan kerugian 30% jadi yang tadinya hanya rugi Rp 10 juta bisa menjadi rugi Rp 30 juta plus ditambah dengan bunga margin.
Efek Margin Call
Broker tentu saja tidak tinggal diam ketika meminjami dana pada nasabahnya. Ketika harga saham dengan menggunakan margin turun dengan besar maka broker berhak untuk menjual saham nasabah marginnya untuk menjaga pinjamannya agar tidak hilang. Hal ini bisa disebut juga dengan force sell yakni jual paksa. Mau tidak mau nasabah harus menerima kenyataan ini dan dijual paksa sahamnya sehingga kerugiannya terealisasi. Hal ini sangat menyakitkan jika terkena margin call karena biasanya kerugiannya berlipat dan ditambah dengan biaya bunga margin.
Margin Tidak Cocok Untuk Investasi Jangka Panjang
Karena sifatnya yang jangka pendek dan meningkatkan risiko maka margin tidak cocok untuk digunakan dalam jangka panjang. Semakin lama investor menggunakan dana margin maka semakin besar jumlah bunga yang harus dibayarkan nantinya. Selain itu berinvestasi jangka panjang berarti tidak mempedulikan pergerakan saham dalam jangka pendek. Bisa saja saham yang potensial untuk investasi jangka panjang mengalami penurunan puluhan persen dalam jangka waktu yang singkat. Anda pasti tidak mau efek margin mengharuskan anda menjual saham tersebut secara terpaksa.
Warren Buffett Melarang Investor Menggunakan Dana Margin
Investor legendaris, Warren Buffett dalam surat tahunannya mengatakan bahwa beliau sangat tidak setuju dengan meminjam uang untuk membeli saham. Warren Buffett memberitahu bahwa saham perusahaannya, Berkshire Hathaway berulang-ulang kali mengalami penurunan puluhan persen dalam sejarahnya namun tetap naik dalam jangka panjang. Investor jangka panjang menikmati kenaikan harga sahamnya sedangkan investor yang menggunakan pinjaman untuk membeli sahamnya mengalami kerugian yang besar. Warren Buffett mengatakan "Tidak ada yang bisa memastikan seberapa jauh saham akan turun dalam jangka pendek". Bila investor legendaris sudah berkata tidak, mengapa kita tidak mendengarkannya?
Kesimpulan:
Dana margin merupakan bentuk pinjaman yang diberikan oleh broker kepada nasabahnya. Ibarat dua mata pedang, dana margin bisa melipatgandakan keuntungan serta kerugian ditambah dengan biaya bunga pada dana margin. Oleh karena itu sebaiknya investor jangka panjang menghindari penggunaan margin dan hanya berinvestasi pada dana real yang ada. Menurut Warren Buffett kunci kesuksesan terletak pada compound interest dan bukan leverage.
0 komentar:
Post a Comment