Saya telah banyak melihat saham-saham yang sangat potensial. Saham-saham yang potensial adalah saham yang mampu untuk tumbuh secara cepat namun harganya juga murah alias dibawah nilai pertumbuhannya. Dua paduan ini sangatlah bagus, bila anda menemukan saham yang bertumbuh cepat (20% lebih pertahun) tapi dihargai dengan PER dibawah 20 maka anda mendapatkan diskon. Di BEI tentu saja banyak saham-saham yang mencatatkan kinerja yang bagus namun PP Presisi sepertinya memiliki pertumbuhan yang fantastis dibanding yang lain.
Terkadang saya dilema karena kebanyakan peusahaan yang membukukan kinerja bagus ada di sektor konstruksi untuk saat ini. Sektor konstruksi memiliki pertumbuhan yang cepat namun harganya tetap saja undervalue. Jika di Amerika Serikat yang lagi meningkat pesat laba bersihnya adalah perusahaan di bidang teknologi, maka di Indonesia perusahaan yang meningkat pesat untuk saat ini adalah sektor konstruksi. Saham seperti WSKT, PTPP dan WIKA membukukan kinerja yang bagus dari tahun ke tahun. Namun perusahaan-perusahaan terebut sudah sangat besar kendati pertumbuhannya tetap pesat. Nah oleh karena itu kita bisa melirik perusahaan yang lebih kecil dan potensial seperti anak usahanya. Sekarang ini banyak anak usaha BUMN yang IPO di BEI dan itu merupakan berita yang baik.
Melihat PP Presisi (PPRE) saya menjadi teringat dengan PP Properti (PPRO). Dulu saya merekomendasikan PPRO di tahun 2016 pada saat harganya murah dibandingkan dengan kinerjanya. Dan untungnya analisa saya mengenai PPRO terbukti benar dan harga sahamnya naik hingga 1000% hanya dalam setahun. Namun sekarang PPRO sudah terlalu mahal dan kinerjanya sudah melambat sehingga saya tidak merekomendasikannya kembali. Untungnya di tahun 2017 ada anak usaha PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) yang melakukan IPO yaitu PT PP Presisi (PPRE).
Sekilas Mengenai PP Presisi (PPRE)
PP Presisi tadinya merupakan perusahaan yang bernama PT Primajasa Aldodua yang didirikan di tahun 2004 dan bergerak di bidang jasa sewa alat konstruksi. Di tahun 2014 PT Pembangunan Perumahan mengakuisisi perusahaan tersebut dan mengganti namanya menjadi PT PP Peralatan Konstruksi yang kemudian bergerak tidak hanya menyewakan alat namun juga mengerjakan proyek konstruksi. Pada Maret 2017 PT PP Peralatan Konstruksi berubah nama menjadi PT PP Presisi dan pada tanggal 24 November 2017 PT PP Presisi tercatat di BEI dengan kode saham PPRE.
Kinerja PP Presisi (PPRE)
Seperti PPRO, anak perusahaan PTPP ini juga mencatatkan kinerja yang cepat karena masih tergolong sebagai perusahaan baru dengan riwayat pendek. Sepanjang tahun 2017 PPRE mencetak pendapatan sebesar Rp 1,8 triliun atau meningkat 389% dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp 371,2 miliar. Laba bersihnya di tahun 2017 juga meingkat drastis yaitu dari Rp 41 miliar di tahun 2016 menjadi Rp 240 miliar di tahun 2017 atau meningkat sebesar 490%! Kinerjanya diproyeksikan akan terus bertumbuh di tahun ini. Manajemen PPRE menargetkan pendapatan sebesar Rp 4,9 triliun meningkat lebih dari 100% dan laba bersih sebesar Rp 434 miliar meningkat 80% serta kontrak baru meningkat sebesar 35% di tahun 2018 ini. Memang ini baru asumsi namun manajemen optimis mampu untuk mewujudkannya.
Valuasi Saham PPRE
Harga saham PPRE di harga 390 sangat jauh dari harga IPOnya yang diharga 430 hal itu juga pernah terjadi pada saham PPRO yang turun diharga yang lebih rendah dari IPO. PPRE sudah memberikan informasi mengenai kinerjanya di tahun 2017 maka lebih mudah untuk menganalisanya. Dengan laba Rp 240 miliar maka PPRE memiliki PER sebesar 16,6 yang artinya masih jauh dibawah pertumbuhannya yang lebih dari 50%. Apalagi jika kita memproyeksikan dengan laba Rp 400 miliar di tahun 2018 maka PPRE memiliki PER sebesar 10 untuk laba bersih di tahun 2018. Jumlah itu termasuk murah jika dibandingkan dengan emiten-emiten yang lain yang ada di BEI. Saham PPRE layak untuk investasi jangka panjang atauun menengah 2-3 tahun karena bila kinerjanya konsisten maka dapat dipastikan bahwa harga sahamnya juga akan mengikuti.
Kesimpulan:
Anak usaha PTPP memang sangat fantastis kinerjanya mulai dari PPRO hingga PPRE mereka berkinerja seperti perusahaan startup dengan pertumbuhan triple digit. Meskipun saham PPRE saat ini sedang stagnan dan sulit kembali ke harga IPOnya namun dengan kinerja yang demikian maka cepat atau lambat PPRE akan kembali ke harganya semula dan bahkan bisa mencetak rekor yang lebih tinggi.
Sekilas Mengenai PP Presisi (PPRE)
PP Presisi tadinya merupakan perusahaan yang bernama PT Primajasa Aldodua yang didirikan di tahun 2004 dan bergerak di bidang jasa sewa alat konstruksi. Di tahun 2014 PT Pembangunan Perumahan mengakuisisi perusahaan tersebut dan mengganti namanya menjadi PT PP Peralatan Konstruksi yang kemudian bergerak tidak hanya menyewakan alat namun juga mengerjakan proyek konstruksi. Pada Maret 2017 PT PP Peralatan Konstruksi berubah nama menjadi PT PP Presisi dan pada tanggal 24 November 2017 PT PP Presisi tercatat di BEI dengan kode saham PPRE.
Kinerja PP Presisi (PPRE)
Seperti PPRO, anak perusahaan PTPP ini juga mencatatkan kinerja yang cepat karena masih tergolong sebagai perusahaan baru dengan riwayat pendek. Sepanjang tahun 2017 PPRE mencetak pendapatan sebesar Rp 1,8 triliun atau meningkat 389% dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp 371,2 miliar. Laba bersihnya di tahun 2017 juga meingkat drastis yaitu dari Rp 41 miliar di tahun 2016 menjadi Rp 240 miliar di tahun 2017 atau meningkat sebesar 490%! Kinerjanya diproyeksikan akan terus bertumbuh di tahun ini. Manajemen PPRE menargetkan pendapatan sebesar Rp 4,9 triliun meningkat lebih dari 100% dan laba bersih sebesar Rp 434 miliar meningkat 80% serta kontrak baru meningkat sebesar 35% di tahun 2018 ini. Memang ini baru asumsi namun manajemen optimis mampu untuk mewujudkannya.
Valuasi Saham PPRE
Harga saham PPRE di harga 390 sangat jauh dari harga IPOnya yang diharga 430 hal itu juga pernah terjadi pada saham PPRO yang turun diharga yang lebih rendah dari IPO. PPRE sudah memberikan informasi mengenai kinerjanya di tahun 2017 maka lebih mudah untuk menganalisanya. Dengan laba Rp 240 miliar maka PPRE memiliki PER sebesar 16,6 yang artinya masih jauh dibawah pertumbuhannya yang lebih dari 50%. Apalagi jika kita memproyeksikan dengan laba Rp 400 miliar di tahun 2018 maka PPRE memiliki PER sebesar 10 untuk laba bersih di tahun 2018. Jumlah itu termasuk murah jika dibandingkan dengan emiten-emiten yang lain yang ada di BEI. Saham PPRE layak untuk investasi jangka panjang atauun menengah 2-3 tahun karena bila kinerjanya konsisten maka dapat dipastikan bahwa harga sahamnya juga akan mengikuti.
Kesimpulan:
Anak usaha PTPP memang sangat fantastis kinerjanya mulai dari PPRO hingga PPRE mereka berkinerja seperti perusahaan startup dengan pertumbuhan triple digit. Meskipun saham PPRE saat ini sedang stagnan dan sulit kembali ke harga IPOnya namun dengan kinerja yang demikian maka cepat atau lambat PPRE akan kembali ke harganya semula dan bahkan bisa mencetak rekor yang lebih tinggi.
0 komentar:
Post a Comment