Monday, February 19, 2018

KENAPA BOS MAYAPADA BIDIK BKSL ?


Pendiri Grup Mayapada Dato� Sri Tahir membenarkan keluarganya telah membeli sebagian saham emiten properti PT Sentul City Tbk. sebagai bagian dari upaya memperkuat relasi keluarga di antara kedua keluarga perusahaan.
Dato mengatakan, tidak ada motif khusus di balik aksi tersebut selain untuk tujuan investasi dan mempererat relasi keluarga antara kedua perusahaan. Pembelian saham dilakukan atas nama putranya, yakni Jonathan Tahir dari pemegang saham pengendali emiten berkode saham BKSL terebut.
�Kita sekarang jadi family. Jadi, kita investasi di perusahaan dia saja, tidak ada motif untuk mengendalikan. Kita jadi investor saja, jadi besanan kan,� katanya, Rabu (7/2/2018).
Adapun, pemegang saham terbesar BKSL sebelumnya adalah PT Sakti Generasi Perdana sebesar 42,55% dan Stella Isabella Djohan 26,41%. Selebihnya dimiliki oleh investor publik sebesar 31,03%.
Menurutnya, pembelian saham BKSL oleh putranya tidak berarti pendapatan BKSL akan dikonsolidasikan ke dalam grup Mayapada. Kedua grup tetap berdiri sendiri-sendiri.
Dato mengatakan, pihaknya memang berniat membeli saham BKSL dalam jumlah besar dan hal itu sulit diperoleh dari pasar regular. Oleh karena itu, pihaknya melakukan negosiasi dengan pemegang saham pengendali untuk bisa memperoleh porsi pembelian cukup besar.
Di awal bulan ini, keluarga Tahir telah membeli sekitar 6,1% saham BKSL di harga premium, yakni Rp350. Harga tersebut lebih dari dua kali lipat harga saham BKSL di pasar regular saat transaksi dilakukan.
�Kalau mau dapat blok saham agak sulit membelinya dari pasar, sehingga harus berunding sama pengendali dan dia tentu tidak mau jual di harga pasar. Tapi menurut tafsiran orang, sahamnya itu nilainya kurang lebih Rp1000 sebenarnya,� katanya.
Dato mengatakan, pihaknya memutuskan membeli saham BKSL sebab memandang prospek bisnis properti Indonesia masih sangat cerah di masa mendatang. Sementara itu, BKSL merupakan perusahaan yang cukup berpengalaman di industri properti, memiliki cadangan lahan yang luas, dan memiliki keunggulan kompetitif dari segi lokasi dan ketersediaan sarana dan prasarana.
Saat ini, sejumlah pengembang asing juga sudah mulai melirik kawasan Sentul City untuk mendirikan properti mereka. Sejumlah proyek infrastruktur strategis nasional juga mulai dibangun di sana untuk mendukung konektivitas.
Selain itu, kini Sentul City sudah mulai beralih sebagai kota hunian, tidak saja kota persinggahan atau resort. Harga lahan di sana berkisar antara Rp5 juta hingga Rp15 juta per meter persegi. Daerah ini juga memiliki keunggulan kompetitif sebab memiliki iklim yang sejuk dan pemandangan yang asri secara natural.



line@ sahampemenang beralih ke telegram ->https://t.me/sahampemenang 

0 komentar:

Post a Comment