Beberapa hari terakhir ini kita meributkan gangguan tax amnesty dari singapura. Ya betul, singapura mengganggu, tetapi ini masalah kecil dan singapura tidak akan berani melakukannya lebih jauh terhadap Indonesia, karena singapura membutuhkan Indonesia.
Banyak dari kita sudah lupa, bahwa gangguan tax amnesty sesungguhnya justru dimulai dari anak bangsa sendiri
1) Judicial review, ini pengganggu pertama. Terkadang aneh, apa saja yang dilakukan negara selalu salah. Bukan mempertanyakan ketidakjelasan tetapi pertentangan, demo dan judicial review seakan sudah menjadi bagian dari hobby. Judicial review ini telah memproduksi ketidakpastian hukum dan banyak yang memilih menunda keikutsertaan pada program tax amnesti karena aksi judicial review tersebut
2) Para pemikir negatif, ini pengganggu kedua. Kelompok ini adalah grup paradewa, mereka tidak pernah salah. Saat pimpinan lippo group mempelopori ikut tax amnesty dan menyarankan dengan sangat deretan para konglo untuk mengikuti jejaknya, karena inilah kesempatan untuk lebih sungguh mengambil bagian membangun negeri ini. Dan apa yang terjadi ? Kelompok paradewa ini tetap membully dan menstigma bahwa lippo group pengemplang pajak dan terbukti dengan ikut program pengampunan pajak. Kalau begitu jangan ikut tax amnesty supaya berkesan telah jujur 100% taat pajak ? Haha, tetap saja akan dibully oleh paradewa yang tidak pernah bersalah ini, mereka akan distigma tidak nasionalis.
3) Pak Amat (pengamat), ini pengganggu ketiga. Program tax amnesty baru berjalan 1-2 bulan, pak amat sudah merangkap menjadi pak hakim dan langsung ketok palu menjatuhkan vonis : tax amnesty gatot (gagal total). Seperti komentar pesimis beberapa ekonom bahkan dari gubenur BI sendiri. Ini kan aneh, ibarat seorang sahabat yang sedang berjuang untuk mengejawantahkan mimpi besarnya, tetapi belum apa-apa sudah "dinubuatkan" bahwa anda sudah gagal, tanpa memberi peluang untuk kemungkinan2 positip yang akan hadir membantu sang sahabat tersebut mewujudkan mimpinya.
Kita berharap program tax amnesty yang bertujuan untuk memperkokoh dan mengakselerasi moge (motor gede) ekonomi nasional dalam rangka mengejar ketertinggalan dari negara-negara industri maju dapat berjalan dengan lancar seperti rencana mula-mula. Sejatinya Indonesia punya modal untuk menjadi negara maju asal anak bangsanya mau bersatu dan membantu, bukan justru mengganggu
0 komentar:
Post a Comment