Rencana PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) untuk mendivestasi sebagian besar saham China Minzhong Food Corporation (CMFC) berlanjut.
Hal ini muncul setelah pihak CMFC meminta otoritas bursa Singapura (SGX) untuk menghentikan sementara atau suspensi perdagangan saham CMFC sejak akhir Agustus lalu.
Permintaan suspensi ini terkait posisi perseroan (CMFC) yang telah menerima informasi bahwa ada perkembangan terkait rencana transaksi yang telah ditandatangani sebelumnya. "Rencana transaksi sebagaimana yang dimaksud dalam nota kesepahan tertanggal 14 Oktober 2015," tulis Manajemen CMFC dalam keterbukaan informasi akhir pekan lalu.
Manajemen INDF masih enggan memberikan tanggapan terkait rencana ini. Namun berdasarkan laporan keuangan INDF semester I-2016 INDF akan melanjutkan divestasi hingga porsi kepemilikan sahammnya menjadi minoritas.
Dalam laporan tersebut dijelaskan, pada tanggal 14 Oktober 2015, INDF dan China Minzhong Holdings Limited (CMZ BV) selaku pemegang saham 0,82% CMFC telah menandatangani nota kesepahaman yang mengikat (MOU) yang menetapkan persyaratan bagi kedua belah pihak untuk terus melakukan pembahasan yang mengarah pada finalisasi perjanjian jual beli saham.
Bersamaan dengan penandatangan MOU tersebut, CMZ BVI membayar sejumlah dana sebesar SGD 40 juta kepada INDF sebagai uang muka.
Dana ini dicatat sebagai bagian dari penyelesaian jual beli saham sekaligus kompensasi jika ternyata kedua belah pihak gagal untuk menandatangani kesepakatan jual beli saham tersebut hingga tanggal yang telah ditetapkan sebelumnya.
Catatan saja, salah satu butir yang disepakati dalam MOU tersebut adalah, setelah penandatanganan MOU, kedua belah pihak akan membahas rencana transaksi jual beli saham dalam kurun waktu 12 bulan dari tanggal MOU.
MOU itu juga dilakukan setelah sebelumnya pada 31 Desember 2014 INDF menerima letter of intent dari CMZ BVI. Dalam surat tersebut disebutkan, CMZ BVI berencana membeli 347 juta saham atau setara 52,94% saham CMFC dengan harga SGD 1,20 per saham.
Penyelesaian rencana transaksi tergantung pada penyelesaian perjanjian pendanaan yang dibutuhkan oleh CMZ BVI. Yang pasti, setelah transaksi ini dieksekusi, INDF bakal menjadi pemegang saham minoritas, menguasai 29,94% CMFC.
Asal tahu saja, INDF mengakuisisi CMFCL pada akhir 2013 lalu. Akuisisi ini dilakukan beberapa tahap. Pertama, perseroan mengakuisisi 59,48% saham senilai SGD 416,3 juta. Perseroan kemudian melakukan penawaran tender untuk sisa saham CMFC. Lalu, perseroan mengakuisisi 32,79% saham Minzhong Food sebesar SGD 240,69 juta. Hingga saat ini, INDF masih menajdi pemegang saham mayoritas, dengan menggenggam 82,9% saham CMFC.
Kinerja CMFC sendiri sedang kurang moncer. Selama periode satu tahun pembukuan CMFCL yang berakhir pada Juni lalu, pendapatannya turun 7,5% menjadi RMB 1,82 triliun atau setara sekitar Rp 3,46 triliun (1 RMB= sekitar Rp 1.900).
Sejatinya, segmen usaha pengolajan sayur mencatat kenaikan penjualan 5,3% . Hanya saja, segmen usaha produk bermerek turun 48,2% menjadi RMB 168,6 juta.
Penururnan kinerja ini karena perekonomian yang melambat sekaligus efek dari strategi perusahaan yang kembali pada bisnis inti.
Alhasil, laba kotor perusahaan yang memiliki core bisnis pengolahan sayuran terintegrasi itu susut 16,7% RMB 509,3 juta dari sebelumnya RMB 611,4 juta.
Otomatis, margin laba kotornya pun juga menyusut. Penurunannya sebesar 3 basis poin menjadi 27,9%. Sementara, laba bersihnya tercatat RMB 132,8 juta.
Selain karena lesunya perekonomian, CMFCL juga masih menghadapi tantangan berupa naiknya tingkat urbanisasi dan turunnya jumlah tenaga kerja di daerah pedesaan. Pada saat yang bersamaan, upah buruh dan biaya untuk operasional budidaya sayuran pun juga mengalami kenaikan. Hal ini masih diperparah lagi dengan adanya kerugian selisih kurs.
Kontan
0 komentar:
Post a Comment