Wednesday, March 28, 2018

Baru IPO Kinerja Panca Budi Idaman (PBID) di 2017 Terlihat Menarik

Panca Budi Idaman (PBID) merupakan salah satu emiten yang IPO di tahun 2017 yaitu tepatnya Panca Budi listing perdana di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 13 Desember 2017. Mungkin banyak dari anda yang tidak mengenal perusahaan Panca Budi ini. PBID merupakan perusahaan yang memproduksi plastik dengan merek yang terkenal di industrinya yaitu Tomat, Wayang dan Bangkuang. Plastik yang diproduksi adalah plastik biasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga untuk membungkus makanan atau plastik kantung belanja. Industri plastik terus berkembang dan menurut perseroan Indonesia merupakan negara yang memiliki pengguna plastik per kapita yang kecil. Panca Budi sendiri merupakan perusahaan yang menjadi pemimpin di industri plastik ini sehingga kinerjanya layak untuk dicermati.
Logo PBID Panca Budi


1. Kinerja Tahun 2017
Panca Budi Idaman (PBID) mencatatkan kinerja bertumbuh di tahun 2017. Pendapatannya meningkat sebesar 10,16% yakni dari Rp 3,16 triliun di tahun 2016 menjadi Rp 3,49 triliun di tahun 2017. Kendati laba bersihnya turun namun hal yang perlu dicermati adalah komposisi dari laba bersih itu sendiri. Dilihat dari laporan keuangannya bahwa komprehensif di tahun 2016 ditopang oleh revaluasi yang menyebabkan laba komprehensif di tahun 2016 sangat besar dan itu tidak terjadi di tahun 2017. Investor bisa menghiraukan revaluasi ini dan tetap fokus pada laba bersih yang dihasilkan dari bisnisnya sendiri. Laba bersihnya meningkat dengan perolehan Rp 230,87 miliar di tahun 2017 atau meningkat 66,78% dari Rp 138,42 miliar di tahun 2016. Margin labanya juga meningkat yakni margin laba kotor di tahun 2017 sebesar 14,9% meningkat dari 12,3% pada periode sebelumnya dan margin laba bersih juga meningkat 4,36% menjadi 6,61% di tahun 2017. Dilihat dari data ini maka kemampuan perusahaan dalam mencetak keuntungan semakin baik.

2. Industri yang Bertumbuh dan Aman
PBID berada pada industri plastik untuk rumah tangga yang merupakan kebutuhan yang selalu dibutuhkan masyarakat untuk sehari-hari. Perbelanjaan di pasar ataupun pengemasan semuanya membutuhkan plastik dan itu membuat PBID masuk dalam industri barang konsumsi yang selalu dibutuhkan di berbagai kondisi ekonomi (Consumer Staples). Industri plastik kemasan di Indonesia terus bertumbuh dan menurut riset pasar dari perseroan rata-rata pertumbuhan pasar plastik kemasan meningkat 5,5% setiap tahunnya. Selain itu Indonesia merupakan negara yang memiliki konsumsi plastik per kapita yang lebih kecil dibandingkan dengan negara tetangga di ASEAN. Indonesia sendiri hanya mengonsumsi plastik 17 kg/kapita dan hal itu lebih rendah dibandingkan Malaysia 35 kg/kapita, Thailand 40 kg/kapita, Singapura 40 kg/kapita dan Eropa Barat 100 kg/kapita. Sehingga dengan pertumbuhan penduduk dan efisiensi yang masih kecil maka ruang industri plastik kemasan untuk tumbuh di Indonesia masih terbuka lebar. Selain itu karakteristiknya yang selalu dibutuhkan dan harganya yang sangat terjangkau membuat industri plastik kebal di berbagai kondisi ekonomi.

3. Valuasi Harga Saham
Panca Budi melakukan IPO di bulan Desember dengan harga 850/lembar dan saat ini harganya sudah naik menjadi 910/lembar namun dengan keluarnya laporan keuangan tahun 2017 membuat valuasinya menjadi menarik. Dengan laba bersih per saham PBID yang mencapai Rp 148,8/lembar maka saham PBID saat ini di harga 910 diperdagangkan dengan PER 6,1 dan PBV sebesar 1,4 yang terlihat cukup murah untuk saat ini. Saham PBID sudah mengalami kenaikan dari harga IPOnya di 850 hingga pernah mencapai titik tertinggi di 950 dan kemudian turun di level 910. Meski tidak seperti saham IPO yang melesat secara besar-besaran namun itu justru membuat valuasi saham PBID menjadi sangat murah sekarang.

Kesimpulan:
Saham IPO biasanya mencatatkan kinerja yang bagus karena permodalan yang kuat dan salah satunya adalah PBID. Berada pada sektor yang bertumbuh dan kinerja yang bagus serta valuasi yang murah membuat saham PBID layak dikoleksi untuk investasi di harga sekarang yakni 900-an.
Lokasi:indonesia Jakarta, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment