Saturday, March 10, 2018

Melihat Prospektus IPO Artajasa Pembayaran Elektronis

Pada bulan Maret ini selain Sky Energy yang akan listing pada tanggal 28 Maret 2018 akan ada lagi emiten yang listing pada tanggal 29 Maret 2018 yang bernama Artajasa Pembayaran Elektronis. Sesuai dengan namanya perusahaan ini bergerak dalam jasa pembayaran elektronik seperti ATM ataupun pembayaran e-commerce. Artajasa akan melepaskan 20% saham pada IPO ini dengan nominal Rp 100/lembar di rentang harga Rp 850-Rp 1250/lembar dan diperkirakan akan memperoleh dana sebesar Rp 372 miliar sampai Rp 546 miliar. Berikut ini prospeknya dari ringkasan yang ada di prospektusnya:
Logo Artajasa

1. Sekilas Mengenai Artajasa Pembayaran Elektronis
PT Artajasa Pembayaran Elektronis Tbk didirikan pada tahun 2000 dan merupakan perusahaan layanan transaksi elektronis seperti jasa switching ATM, jasa pembayaran, pengiriman uang, pembayaran tagihan listrik, dll. Artajasa merupakan cucu usaha dari Indosat melalui anak usahanya PT Aplikasinusa Lintasarta. Pilar Bisnis  dari Artajasa Pembayaran Elektronis antara lain:
1. Switching: ATM Bersama, ATM Bersama Debit, Interkoneksi domestic ATM, Interkoneksi               domestic debit, dll.
2. Pembayaran Online: pembayaran cicilan kendaraan, polis asuransi serta pembelian pulsa dan token listrik.
3. Transfer dana: layanan transfer dana dengan tujuan rekening bank ataupun tunai.
4. Pembayaran e-commerce
5. Issuing service

2. Prospek Bisnis
Tingkat penetrasi layanan perbankan dan keuangan yang masih rendah. Persentasi kepemilikan rekening bank dan kartu keuangan di Indonesia hanya mencapai 36% di tahun 2014 dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia 81%, Thailand 78% dan India 53%. Di tahun 2019 pemerintah menargetkan inklusi keuangan dapat mencapai 75% masyarakat. Inisiatif Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan transaksi non-tunai. Kebijakan Pemerintah yaitu dengan mewujudkan Gerbang Pembayaran nasional (GPN) di Desember 2014 untuk mendorong terjadinya sharing infrastruktur sehingga utilisasi mesin ATM dan EDC meningkat. Pertumbuhan transaksi e-commerce. Penjualan e-commerce diperkirakan akan tumbuh secara CAGR sebesar 18.5% antara tahun 2017 dan 2022.

3. Kinerja Artajasa Sebelum IPO
Prospek bisa bagus namun yang paling penting adalah bagaimana perusahaan mampu untuk memanfaatkan prospek tersebut dengan bertumbuh. Dalam kasus ini Artajasa memiliki kinerja yang bertumbuh secara standard dan di tahun 2017 cenderung flat. Pendapatan Artajasa di tahun 2015 adalah sebesar Rp 456 miliar dan meningkat ke Rp 490 miliar di tahun 2016 dan pada Q3 2017 pendapatannya sama dengan Q3 2016 yang sebesar Rp 362 miliar. Sedangkan laba bersih di tahun 2015 sebesar Rp 144 miliar lalu meningkat ke Rp 157 miliar di tahun 2016 dan pada Q3 2017 laba bersihnya justru turun dari Rp 125 miliar ke Rp 110 miliar. Nilai aset cenderung stagnan dari tahun ke tahun yakni di angka Rp 568 miliar dan liabilitas justru meningkat dari tahun ke tahun dari Rp 84 miliar di tahun 2015 naik ke Rp 142 miliar di tahun 2016 dan Rp 186 miliar pada Q3 2017. Sedangkan nilai ekuitas menurun drastis dari Rp 484 miliar di tahun 2015 ke Rp 423 miliar di tahun 2016 dan Rp 383 miliar pada Q3 2017. Tentunya dari angka ini bukan merupakan pertanda yang baik.

4. Valuasi IPO
Karena belum ditentukan harganya yang disebabkan masih dalam masa penawaran maka valuasinya hanya bisa diperkirakan. Di harga 850-1250 akan memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 1,86 triliun hingga Rp 2,73 triliun yang artinya saham Artajasa akan dihargai dengan PER 11,8x hingga PER 17,3x dan nilai PBV 5,6x hingga 6,7x. Valuasi ini cukup mahal untuk kinerja Artajasa yang cenederung kurang bertumbuh dengan signifikan dan laporan posisi keuangannya yang kurang bagus.

Kesimpulan:
Artajasa merupakan perusahaan yang berada pada industri yang memiliki ruang bertumbuh yang sangat besar apabila perusahaan mampu untuk mendapatkan keuntungannya. Namun kinerjanya sebelum IPO kurang bagus dan semoga kinerjanya akan membaik setelah IPO. Prospektusnya bisa dilihat disini

PS: Ini hanyalah sekedar info untuk para investor. Risiko dalam berinvestasi ditanggung sendiri oleh masing-masing investor. Info ini hanya berbentuk opini berdasarkan fakta-fakta yang ada. 
Dislaimer ON!

0 komentar:

Post a Comment