Anda pasti sudah tahu bahwa berinvestasi di perusahaan yang bagus akan memberikan imbal hasil yang besar dalam jangka panjang. Namun banyak investor yang tidak sabar dalam memegang saham dan berusaha untuk memperoleh keuntungan yang cepat dengan trading sehingga mereka menjual saham-saham perusahaan bagus dengan cepat padahal memiliki potensi yang besar di masa depan. Pernahkah anda memikirkan tentang filosofi sebuah saham di perusahaan yang bagus? Mengapa saham di perusahaan yang memiliki bisnis dan keuangan yang bagus memiliki saham yang naik secara jangka panjang? Saham di perusahaan yang bagus naik dalam jangka panjang bukanlah sebuah kebetulan melainkan memang sebuah keharusan. Jadi mau tidak mau jika perusahaan mencatatkan kinerja yang bagus maka nilai sahamnya harus naik! Saya bold karena memang itu adalah sebuah keharusan dan kewajiban untuk harga saham. Di artikel ini saya akan mencoba membahas mengapa saham di perusahaan yang bagus dan bonafid mau tidak mau harus naik sedangkan mungkin sentimen negatif bisa menghambatnya.
Nilai Fundamental Naik Harga Saham Juga Akan Ikut Naik |
1. Jika Tidak Naik Saham Akan Menjadi Semakin Murah
Saham di perusahaan yang bagus apalagi di perusahaan yang bertumbuh memang sewajarnya naik karena nilai perusahaannya naik. Saham itu ibarat cerminan dari perusahaan jika perusahaan lebih bernilai di masa yang akan datang maka sahamnya juga harus lebih bernilai. Misalkan saja sebuah perusahaan A memiliki saham dengan valuasi PER 10 lalu di tahun depan perusahaan A mencetak laba naik 100% maka PER saham perusahaan A jika harganya tidak naik menjadi PER 5. Kemudian di tahun depannya lagi perusahaan A mencetak laba naik 100% maka jika sahamnya masih tidak naik harga saham A akan memiliki valuasi PER 2,5. Jika sahamnya tidak kunjung naik maka sahamnya akan menjadi murah dan tentu saja pasar tidak akan membiarkannya berlangsung lama karena akan banyak investor lain yang memburunya karena murah tersebut. Investor yang berebutan akan menaikkan harga sahamnya ke nilai wajarnya kembali. Ketika perusahaan memiliki kinerja bagus investor tidak mau menjualnya di harga yang murah sehingga investor yang ingin membeli sahamnya harus menawar di harga yang lebih tinggi.
2. Dividen Sebagai Pendongkrak
Tahukah anda bahwa saham dividen lebih berisiko kecil dibandingkan dengan saham yang tidak memberikan dividen? Hal itu karena dividen juga berfungsi sebagai pelindung dalam sebuah saham. Selain itu dividen juga berfungsi sebagai stimulus dalam sebuah saham. Perusahaan yang memberikan dividen dengan bertumbuh dari tahun ke tahun secara konsisten akan memiliki saham yang harganya naik juga secara konsisten dan itu bukanlah sebuah kebetulan melainkan sebuah keharusan. Misalkan saja sebuah saham ABCD memberikan dividen yield sebesar 5% kemudian di tahun depan manajemen perusahaan menyetujui untuk memberikan dividen yang meningkat 50% di tahun depan. Jika harga saham tidak naik maka dividen yieldnya bisa menjadi 7,5%. Di tahun depannya lagi manajemen meningkatkan jumlah dividennya kembali sebesar 50% lagi. Maka jika harganya masih tetap saja maka dividen yieldnya akan menjadi 11,25%! Hal ini akan membuat saham ini lebih menggiurkan dibandingkan sebuah obligasi yang hanya memberikan kupon 10%. Tentu saja hal ini jarang terjadi dan pasar akan menaikkan harga sahamnya di harga wajar sehingga tidak ada dividen yang terlalu besar. Kalaupun ada dividen itu dianggap tidak sehat dan tidak dapat diberikan secara konsisten. Dividen yang diberikan secara konsisten biasanya memiliki nilai yield yang kecil.
3. Perusahaan Akan Melakukan Buyback
Perusahaan yang bagus tidak akan membiarkan sahamnya berada di posisi yang murah dan akan melakukan buyback jika merasa harga sahamnya terlalu rendah. Perusahaan tidak menginginkan harga sahamnya terlalu murah karena itu akan menurunkan reputasinya dan pemegang sahamnya tidak begitu senang akan hal itu oleh karena itu dilakukan buyback untuk mendongkrak nilai saham yang ada. Selain itu, sama seperti investor perusahaan akan diuntungkan dengan pembelian sahamnya sendiri di harga yang murah. Buyback akan mengurangi jumlah lembar saham yang ada dan membuat sisa sahamnya lebih bernilai. Jika perusahaan bisa mempertahankan kinerjanya dengan laba yang tetap maka laba persahamnya akan meningkat walaupun laba perusahaannya tetap. Hal itu karena labanya akan dibagi dengan jumlah lembar saham yang lebih sedikit. Selain itu aksi buyback akan menstimulus pasar dan mendongkrak saham. Jika pasar tidak mau membeli sahamnya maka perusahaan itu sendiri yang akan membelinya dan membuat harga sahamnya naik. Saham yang tersisa akan lebih bernilai dibandingkan sebelum buyback dan pemegang sahamnya mendapatkan keuntungannya. Secara umum buyback akan mendongkrak harga saham dan membuat nilai sahamnya menjadi lebih berharga.
Kesimpulan:
Itulah alasan mengapa harga saham di perusahaan yang bagus memiliki kecenderungan untuk naik. Kenaikan harga saham mengikuti perkembangan perusahaan adalah hal yang mutlak karena jika tidak maka perusahaan akan dihargai dengan murah. Oleh karena itu sebagai investor kita tidak perlu takut mengenai saham yang dibeli tidak kunjung naik atau malah turun karena cepat atau lambat pasar akan menaikkan harga sahamnya ke level yang normal.
0 komentar:
Post a Comment