Baru-baru ini US News memberikan sebuah berita mengenai "Negara Terbaik Untuk Investasi di Tahun 2018" dan Indonesia masuk ke dalam salah satunya. Apakah anda tahu Indonesia masuk ke dalam peringkat berapa? Indonesia masuk ke dalam peringkat kedua! Survey ini mempertimbangkan berbagai macam segi aspek yang diperoleh dari 6.000 pebisnis dengan mempertimbangkan aspek seperti korupsi, dinamika kehidupan, kestabilan ekonomi, kewirausahaan, lingkungan pajak yang baik, inovasi, keterampilan tenaga kerja dan kemampuan teknologi. Dari itu semua Indonesia mengalahkan banyak negara dan memasuki peringkat pertama sedangkan untuk peringkat kedua diraih oleh Filipina. Sebenarnya tidak mengherankan jika Indonesia masuk kedalam salah satu negara yang masuk kedalam salah satu negara terbaik untuk investasi. Mengapa demikian?
1. Sejarah Ekonomi yang Bagus
Di awal Indonesia merdeka, ekonomi Indonesia masih kacau balau karena restrukturasi negara dan masih berperang melawan Belanda. Namun setelah kekuasaan berpindah ke tangan Soeharto, Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan yang sangat pesat bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 10% kala itu. Akan tetapi pembangunan dengan menggunakan hutang membuat Indonesia harus menderita krisis moneter di tahun 1998 yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia -12% di tahun 1998. Namun setelah itu Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi kembali dengan lebih stabil 4-6% pertahun. Di saat krisis global pada tahun 2008 Indonesia masih mencatatkan kinerja pertumbuhan ekonomi 4,6% sedangkan banyak negara maju mengalami resesi dan krisis dengan pertumbuhan ekonomi negatif.
Pertumbuhan PDB Indonesia 1961-2016 Sumber: Worldbank |
2. Salah Satu Negara Berkembang Dengan Pertumbuhan yang Pesat
Sejarah menunjukkan bahwa perumbuhan ekonomi Indonesia sangat pesat dan stabil jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lain seperti Brazil atau Meksiko. Kendati masih kalah dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi India, Cina, Vietnam dan Filipina. Namun Indonesia merupakan negara yang memiliki PDB US$ 1 triliun. Hal itu jauh jika dibandingkan dengan Vietnam sebesar US$ 200 miliar dan Filipina sebesar US$ 300 miliar. Nilai ekonomi Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara dan membuat pangsa pasar ekonomi Indonesia terbesar di ASEAN.
Total PDB Indonesia 1967-2016 Sumber: Worldbank |
3. Pangsa Pasar yang Besar
Di tahun 2016 Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 261 juta jiwa dan merupakan negara dengan penduduk terbesar keempat terbesar di dunia. Tren pertumbuhan penduduk ini akan terus berlangsung dan kedepannya Indonesia akan merasakan bonus demografi dengan banyaknya jumlah tenaga kerja produktif yang dapat menopang pertumbuhan ekonomi. Tentu saja dengan semakin banyaknya jumlah penduduk maka pangsa pasar Indonesia akan semakin besar karena meningkatnya jumlah kebutuhan barang dan meningkatnya produktifitas. Jika dimanfaatkan dengan baik maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa besar kedepannya.
4. Proyeksi Ekonomi Kedepan yang Bagus
Di tahun 2030 Indonesia diproyeksikan akan menempati peringkat 8 dari 10 dalam ekonomi terbesar di dunia jika dilihat dari PDBnya. PDB Indonesia akan mencapai total nilai US$ 2,5 triliun di tahun 2030 dan mencapai peringkat 5 besar di tahun 2050 dengan US$ 7,2 triliun. Ini hanya berupa estimasi karena tidak ada yang tahu tentang keadaan di masa depan. Namun apabila Indonesia mampu untuk mencetak pertumbuhan yang stabil di angka 5% setiap tahun atau malah lebih besar maka estimasi tersebut dapat terwujud.
Proyeksi Nilai PDB 20 Negara Terbesar di Dunia Sumber: Wikipedia |
5. Insentif Pemerintah yang Bagus
Pemerintah Indonesia selalu mementingkan perekonomian dibandingkan dengan hal lain dan itu adalah hal yang bagus. Upaya untuk mendorong investasi, menggenjot ekonomi serta insentif pajak untuk para pengusaha akan membuat iklim bisnis di Indonesia dan pertumbuhan ekonominya menjadi lebih baik. Selain itu pemerintah memang terus berupaya untuk meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia yang jumlahnya masih sedikit. Insentif pemerintah sangatlah penting dalam mendorong pebisnis untuk berinvestasi. Namun saat ini Indonesia masih sangat berbelit-belit dalam hal birokrasi dan itu membuat kemudahan berbisnis di Indonesia menjadi jelek. Akan tetapi birokrasi yang berbelit-belit ini juga membawa dampak positif yaitu dengan terjaganya kestabilan dan hal-hal yang tidak diinginkan di masa depan. Selain itu pemerintah berupaya untuk menggenjot perekonomian dengan mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Kedepannya KEK diharapkan mampu berkontribusi terhadap perekonomian, meningkatkan nilai produksi dan membuka lapangan pekerjaan baru dalam skala yang besar.
Peta Proyek Kawasan Ekonomi Khusus Sumber: Bappenas |
6. Pengguna Internet yang Besar
Di tahun 2016 penetrasi pengguna internet di Indonesia mencapai 51% dari total penduduk di Indonesia. Total penduduk ndonesia yang menggunakan terkonerksi ke internet mencapai 150 juta dan ini merupakan jumlah yang besar. Hal ini membuka peluang usaha di bidang digital dan online seperti start up yang jenisnya bermacam-macam namun biasanya mengandalkan internet sebagai medianya. Oleh karena itu kini banyak start up yang dirintis dan sudah ada beberapa perusahaan yang masuk dalam kategori unicorn yakni perusahaan dengan nilai lebih dari US$ 1 miliar. Kedepannya akan ada lebih banyak lagi perusahaan start up di Indonesia yang akan berkembang menjadi unicorn dan karena Indonesia merupakan pangsa pasar yang besar untuk perusahaan di bidang digital. Kedepannya diharapkan sektor teknologi dan digital akan mampu menjadi pilar ekonomi Indonesia di masa depan seperti yang telah terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat.
Melihat hasil survey yang diadakan oleh US News terlihat cukup aneh. Negara-negara dengan pertumbuhan yang pesat seperti Cina dan India seharusnya masuk ke dalam negara yang layak untuk investasi. Untuk Filipina itu adalah hal yang wajar karena pertumbuhan ekonominya yang pesat yakni 6-7% dalam beberapa tahun ini namun tingkat pertumbuhan tersebut masih setara dengan Vietnam atau malah lebih bagus Vietnam karena ketika krisis 1998 yang melanda Asia Tenggara ekonomi Vietnam tidak begitu terdampak dan masih tumbuh 5% begitupula dengan krisis 2008.
Memang ini hanyalah survey yang dilakukan oleh US News yang hanya berpaku pada beberapa aspek dan bergantung pada opini 6.000 responden yang menjawabnya. Survey ini bisa benar dan bisa juga salah namun kemungkinan besar untuk benar. Tidak peduli dengan hasilnya ini tetap hal yang membanggakan untuk menjadi negara yang layak untuk investasi dan merupakan sebuah indikator bahwa berinvestasi di negara tersebut bisa mendatangkan keuntungan.
Jadi Tunggu Apa Lagi?
Bagi anda yang belum berinvestasi di Indonesia entah itu dalam berbisnis atau berinvestasi saham maka anda akan melewatkan hal yang terbaik karena prospek yang cerah dalam berinvestasi di perusahaan Indonesia. Ekonomi Indonesia akan berkembang pesat dan nilainya akan lebih besar dari sekarang dan itu artinya produktifitas dari perusahaan-perusahaan di Indonesia akan meningkat di masa depan. Hal itu akan membawa pendapatan dan laba bersih yang meningkat lebih besar dan orang yang akan menikmati hasil itu semua adalah investor. Jika anda hanyalah seorang penonton maka anda akan kehilangan kesempatan yang besar ini untuk lebih maju dan makmur bersama negeri kita Indonesia tercinta. Bagi anda yang sudah mulai berinvestasi maka itu adalah hal yang bagus karena ekonomi Indonesia akan berkembang di masa depan dan anda akan merasakan keuntungannya melalui perusahaan-perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Ketika Indonesia sudah menjadi negara maju di masa yang akan datang mungkin pertumbuhan ekonominya akan melambat dan sulit terulang kembali.
Kesimpulan:
Survey yang diadakan US News memberikan gambaran bahwa Indonesia masuk ke dalam negara yang bagus untuk berinvestasi. Hal itu merupakan hal yang wajar karena Indonesia merupakan negara yang memiliki perekonomian berkembang dan menduduki pertingkat atas dalam nilai perekonomiannya di masa depan. Jadi mulai berinvestasilah dan jika tidak kemungkinan besar anda akan menyesal di masa depan karena tidak memanfaatkan peluang yang ada sekarang.
0 komentar:
Post a Comment