Dalam seminggu ini IHSG terus menunjukkan tren penurunan dan itu membuat banyak investor yang menjadi mempertanyakan masa depan dari IHSG itu sendiri. Penurunan IHSG dalam satu bulan terakhir cukup lumayan yakni sebesar -4% dan hal itu bisa membuat banyak orang panik. Namun penurunan itu masih wajar dan masih masuk dalam kategori koreksi karena masih dibawah -20%. Penurunan itu masih elum seberapa dibandingkan dengan penurunan di tahun 2013 yang sebesar -20% atau di tahun 2015 yang sebesar lebih dari 20%. Pada masa itu banyak saham yang turun puluhan persen. Namun itu belum bisa dibandingkan dengan krisis finansial global pada tahun 2008 yang membuat IHSG turun lebih dari -50% dan banyak saham-saham blue chip yang turun lebih dari -50%.
Penurunan IHSG Akan Selalu Terjadi di Masa Depan
Pergerakan pasar memang cenderung naik turun terutama di pasar saham. Koreksi ataupun krisis yang membuat nilai pasar turun merupakan hal yang tidak dapat dihindari dan hal tersebut akan datang di masa depan entah itu dari global ataupun dari negara kita sendiri. Krisis paling parah yang dialami Indonesia adalah krisis moneter 1998 yang membuat inflasi meningkat drastis dan harga barang naik tak terjangkau oleh masyarakat. Krisis tersebut sebenarnya berasal dari luar dan dialami oleh banyak negara di ASEAN jadi tidak hanya Indonesia. Setelah itu ada krisis finansial globa 2008 yang disebabkan oleh Amerika Serikat dan menyebar ke seluruh dunia namun negara berkembang di Asia mampu untuk tetap bertumbuh akan tetapi pasar sahamnya tetap saja terkena imbasnya dan menurun tajam. Pasti setelah krisis ini maka akan terjadi krisis berikutnya namun tidak ada yang tahu kapan krisis itu akan terjadi. Banyak analis yang dibayar mahal untuk meramal datangnya krisis moneter namun banyak yang gagal dalam melakukannya. Bila mereka gagal bagaimana dengan kita yang hanya investor biasa? Oleh karena itu IHSG pasti akan mengalami penurunan yang besar di masa depan dan itu adalah hal yang wajar. Koreksi dan krisis merupakan kesempatan untuk berinvestasi di harga yang murah.
IHSG Akan Selalu Naik Dalam Jangka Panjang
Diterpa dua kali krisis dan banyak koreksi tidak meruntuhkan tren kenaikan IHSG dalam jangka panjang. Sejak krisis moneter di tahun 1998 IHSG sudah naik lebih dari 20 kali lipat dalam jangka waktu 20 tahun walaupun menghadapi krisis 2008 dan berbagai macam koreksi. Hal itu karena banyak perusahaan yang sukses di dalam IHSG sehingga mencatatkan kenaikan saham dan itu mendorong kenaikan dari IHSG itu sendiri. Banyak perusahaan yang sahamnya melebihi performa dari IHSG dan menjadi penopang utama dalam kemajuan IHSG. Krisis di masa depan yang dapat menghancurkan IHSG merupakan hal yang tidak dapat dihindari namun IHSG akan bangkit kembali dan mencatatkan kinerja yang positif serta memberikan keuntungan yang besar pada investor yang bersabar. Sejarah telah membuktikannya dan kita banyak belajar dari sejarah karena sejarah memberikan gambaran mengenai masa depan.
Grafik IHSG Sejak Dulu Sumber: Investing.com |
Keep Calm and Invest Wisely
Investor harus tetap tenang dan sadar bahwa memang berinvestasi saham memang memiliki risiko fluktuasi harga dan itu hanyalah sesaat. Yang terpenting adalah terus berinvestasi selama perekonomian terus bertumbuh dan perusahaan mencetak pertumbuhan laba. Dengan terus berinvestasi maka seseorang akan bisa memanfaatkan peluang yang ada yakni di saat penurunan harga yang membuat harga saham murah dan memaksimalkan keuntungan dalam jangka panjang karena kenaikan IHSG dalam jangka panjang. Bijak dalam berinvestasi adalah sebuah keharusan dan yang paling penting tetap objektif dalam menilai suatu saham dan bukan karena faktor emosi semata. Sejarah membuktikan dengan metode ini seorang investor akan selalu sukses dan Warren Buffett adalah buktinya.
Kesimpulan:
Penurunan harga saham akan membuat investor yang memegang sahamnya. Ketika indeks mengalami penurunan dalam jangka waktu yang lama akan membuat para investor panik. Namun secara jangka panjang IHSG akan selalu naik karena ekonomi Indonesia yang terus bertumbuh dengan bonus demografinya yang menjadi penopang di masa depan. Yang terpenting adalah tetap tenang dan bijak dalam berinvestasi dan mengesampingkan emosi.
0 komentar:
Post a Comment