Saturday, March 17, 2018

Mencari The Next atau Saham Bintang di Masa Depan

Saham yang memberikan keuntungan tertinggi adalah saham perusahaan kecil yang berpotensi menjadi besar. Saham yang sudah menjadi bintang tidak akan memberikan keuntungan seperti dulu sebelum menjadi bintang. Memilih saham yang menjadi penerus perusahaan bintang inilah yang disebut dengan istilah "Finding The Next". Mencari "the next" merupakan pencarian saham yang bisa menyamai perusahaan yang telah berhasil. Contohnya saja mencari the next Unilever yang berarti mencari perusahaan yang berpotensi memberikan keuntungan seperti saham Unilever. Bila kita dapat menemukan saham yang menjadi "the next" atau saham yang berpotensi menjadi bintang maka keuntungannya sangatlah besar.
The next

Di Wallstreet para analis dan investor sangat bersemangat untuk mencari saham yang berpotensi di masa depan. Mereka tidak hanya mencari saham yang memberikan keuntungan besar di masa depan namun juga mencari saham yang bisa memiliki prospek bisnis yang bagus di masa depan. Microsoft merupakan salah satu saham yang fenomenal di Wallstreet. Didirikan oleh dua anak muda yang gila teknologi yaitu Bill Gates dan Paul Allen yang kemudian IPO di tahun 1986, kini Microsoft menjelma menjadi perusahaan raksasa yang nilai kapitalisasinya mengalahkan perusahaan yang telah berdiri lama seperti ExxonMobil dan General Electric. Padahal sebelum tahun 1975 tidak ada yang namanya perusahaan Microsoft. Ada yang mengatakan bahwa investasi di saham Microsoft pada saat IPOnya di tahun 1986 nilainya naik 900 kali di tahun 2017 yang artinya berinvestasi US$ 1000 bisa menjadi US$ 900.000 sekarang bila tidak menjual satupun sahamnya dan menginvestasikan dividennya kembali. Itulah mengapa mencari saham yang potensial sangatlah lebih menguntungkan daripada yang sudah menjadi bintang.

Namun hal tersebut jauh berbeda dengan di Indonesia, masyarakat masih berinvestasi dengan konsep spekulasi dan ingin untung dengan cepat dalam beberapa hari saja. Padahal investasi saham yang sesungguhnya adalah mencari perusahaan yang memiliki prospek cerah di masa depan dan mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai saham perusahaannya serta dividennya dan itu membutuhkan waktu yang cukup lama namun tidak memiliki risiko yang besar seperti spekulasi dalam saham yang memberikan keuntungan besar dalam beberapa hari dan menghancurkan nilai portfolio juga dalam beberapa hari. Mencari saham yang berpotensi menjadi bintang adalah kunci dalam berinvestasi.

Lalu Bagaimana Mencari Saham yang Berpotensi Menjadi Bintang?
Fundamental, fundamental! Itulah kunci dalam mencari saham yang berpotensi menjadi bintang. Saham yang berpotensi menjadi bintang adalah saham yang memiliki kinerja fundamental yang bertumbuh secara konsisten. Pendapatan dan laba bersihnya selalu meningkat dan lama kelamaan pendapatan dan laba bersihnya akan naik puluhan kali di masa depan begitu pula harga sahamnya. Tidak ada rahasia tersendiri pada saham yang berpotensi menjadi bintang. Bayangkan saja sebuah perusahaan kecil yang memiliki satu cabang lalu berekspansi menjadi memiliki ratusan cabang itu akan meningkatkan nilai perusahaannya berkali-kali lipat. Perusahaan yang bertumbuh secara konsisten merupakan kandidat utama untuk menjadi perusahaan bintang di masa depan dan semua itu akan tercermin sendiri di laporan keuangannya.

Saham Potensial Ada Pada Sektor yang Bertumbuh
Ketika sebuah perusahaan berada pada industri yang berkembang maka akan lebih mudah dalam melipatgandakan pendapatan dan laba bersihnya melalui ekspansi dibandingkan dengan perusahaan yang berada pada sektor yang tidak bertumbuh. Maksud dari sektor yang bertumbuh adalah nilai total dari pasarnya dari tahun ke tahun. Misalnya saja sektor digital atau internet dibandingkan dengan sektor tekstil, sektor digital merupakan sektor yang sedang bertumbuh saat ini orang-orang mulai mengandalkan internet untuk kegiatan sehari-hari dan meninggalkan cara konvensional. Masyarakat mulai berbelanja secara online, melakukan pembayaran secara online dan bahkan bertransportasi secara online. Penetrasi internet di Indonesia masih cukup rendah dan masih membuka ruang baru untuk terus bertumbuh. Nilai transaksi belanja secara online bertumbuh dengan pesat dari tahun ke tahun dan perusahaan belanja online seperti Lazada, Tokopedia dan Bukalapak mencatatkan penjualan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu berbeda dengan sektor tekstil yang pertumbuhannya sangat lambat. Sektor ini merupakan sektor yang tertua di dunia dan nilai pasarnya sudah mencapai nilai yang maksimum sehingga sulit untuk bertumbuh. Sudah ada banyak perusahaan tekstil dan mencari pakaian sudah menjadi hal yang biasa dan sudah banyak orang yang menggunakannya.

Di Amerika Serikat sektor sangatlah penting dalam melahirkan perusahaan yang sangat potensial. Sektor yang baru bisa mengalahkan dan lebih berharga dibandingkan dengan sektor yang lama. Dulu di Amerika Serikat setelah adanya revolusi industri sektor otomotif dan migas menguasai pasar karena berkembang pesat. Setelah itu memasuki tahun milennium di 2000-an sektor teknologi mendominasi pasar. Perusahaan-perusahaan teknologi yang dulunya kecil ataupun tidak ada kini menjelma menjadi perusahaan raksasa. Amazon, Apple, Facebook, Google (Alphabet) dan Microsoft kini menduduki peringkat teratas dalam nilai kapitalisasi pasar. Padahal sebelumnya nilai perusahaan-perusahaan tersebut sangatlah kecil dan hanya butuh waktu dua dekade untuk menjadi yang terdepan.
Technology Company Market Cap
Sektor Teknologi Menggeser Sektor Lama Seperti Migas, Perbankan dan Retail Serta Melahirkan Perusahaan yang Memiliki Nilai Kapitalisasi Besar

Bagaimana di Indonesia?
Berbeda dengan Amerika Serikat, Indonesia merupakan negara berkembang dan tidak akan mampu bersaing secara teknologi dengan negara maju karena tidak ada perusahaan teknologi yang mampu bersaing dan perusahaan Amerika Serikat sudah memonopoli sektor teknologi. Namun tentu saja ada peluang sektor lain yang potensinya juga besar. Sektor makanan dan minuman melambat dan sudah besar, sektor retail seperti mal mulai ditinggalkan karena belanja online, sektor transportasi juga kurang bagus karena bersaing dengan penyedia transportasi online, sektor otomotif sudah terlalu besar. Sektor terbaik yang ada di Indonesia adalah properti, sektor konstruksi, sektor perbankan atau finansial dan sektor digital. Sektor-sektor tersebut akan selalu dibutuhkan dan berkembang di masa depan. Sektor properti dibutuhkan karena demografi Indonesia yang lebih banyak generasi muda dan membutuhkan hunian sehingga permintaannya pasti akan terus meningkat di masa depan, sektor konstruksi atau infrastruktur jelas dibutuhkan karena kualitas infrastruktur di Indonesia masih minim sehingga membutuhkan banyak pembangunan, sektor perbankan atau finansial jelas selalu dibutuhkan dan penetrasi perbankan juga masih minim dan sektor digital semua orang sudah tahu akan selalu berkembang. Sektor-sektor ini merupakan sektor andalan Indonesia yang mampu bersaing dengan negara lain di luar negeri. Sektor ini akan melahirkan perusahaan-perusahaan yang memiliki nilai kapitalisasi besar di masa yang akan datang. Perbankan sudah melahirkannya yaitu BBCA yang memiliki nilai kapitalisasi tertinggi untuk saat ini. 

Kesimpulan:
Mencari dan mendapatkan saham perusahaan yang potensial akan memberikan keuntungan yang sangat besar dalam jangka panjang. Meskipun sulit dan jarang menemui perusahaan yang berpotensi namun itu bukanlah hal yang mustahil. Bila anda menemui perusahaan yang mencetak pertumbuhan di atas 20% pertahun secara konsisten maka itu bisa menjadi saham bintang di masa depan. Pasar akan selalu memberikan saham "the next" yang mengalahkan perusahaan yang telah ada, sejarah telah membuktikannya.

0 komentar:

Post a Comment