Kemarin membahas mengenai Acset Indonusa (ACST), PP Presisi (PPRE) dan Kirana Megatara (KMTR) yang ketiganya mencatatkan kinerja fantastis yakni tumbuh triple digit. Sekarang muncul lagi laporan bahwa Wika Gedung (WEGE) mencatatkan kinerja triple digit juga. Ternyata banyak juga emiten yang mencatatkan kinerja dengan laba yang naik 100% lebih namun kebanyakan emiten yang mencatatkan kinerja triple digit berada di sektor konstruksi. ACST, PPRE, WEGE dan WSKT merupakan emiten konstruksi yang mencatatkan kinerja triple digit. Maklum saja pemerintah sedang giat-giatnya membangun infrastruktur sehingga kinerja keempat saham tersebut bisa bagus karena kelimpahan banyak proyek. Cukup disini dulu basa-basinya langsung saja kita lihat kinerja dari Wika Gedung (WEGE) di tahun 2017.
1. Sekilas Mengenai Wika Gedung (WEGE)
WEGE merupakan anak perusahaan Wijaya Karya (WIKA) yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 2018. Wika Gedung memulai usaha di bidang konstruksi bangunan gedung dan memiliki reputasi sebagai perusahaan konstruksi terdepan di Indonesia. Sebagai langkah inisiatif dalam mengembangkan inovasi jasa konstruksi, Wika Gedung melanjutkan pengembangan ke bisnis properti pada 2013. Sejalan dengan arahan pemegang saham untuk melakukan transformasi, Wika Gedung mulai mengembangkan bisnis properti ke arah investasi dan konsesi untuk mendukung pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan dan memperoleh hasil dari recurring income. Wika Gedung telah mengalami transformasi bisnis dalam rangka mencapai sasaran yang ditetapkan dalam RJP (Rencana Jangka Panjang) maupun RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) untuk mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan usaha. Pada tanggal 30 November 2017 Wika Gedung mencatatkan saham perdananya di BEI dengan kode WEGE.
2. Kinerja WEGE Sepanjang Tahun 2017
Sepanjang tahun 2017 merupakan tahun yang sangat bagus untuk Wika Gedung (WEGE) pasalnya kinerja WEGE sangat fenomenal. Pendapatan anak perusahaan WIKA ini naik 102% dari Rp 1,92 triliun di tahun 2016 menjadi Rp 3,9 triliun di tahun 2017. Laba bersihnya pun juga meningkat drastis dari Rp 143,23 miliar di tahun 2016 menjadi Rp 294,87 miliar di tahun 2017 atau meningkat sebesar 105%! Pendapatan dan laba bersihnya yang meningkat secara triple digit membuat saham WEGE layak untuk diperhatikan dan dimasukkan ke dalam watchlist.
3. Proyeksi di Tahun 2018
Manajemen WEGE menargetkan perolehan nilai kontrak baru yang tumbuh 28%. Proyeksi komposisi kontraknya di tahun 2018 adalah dari pemerintah sebesar 30%, BUMN sebesar 30% dan dari swasta sebesar 40%. Manajemen WEGE menargetkan pendapatan sebesar Rp 5,19 triliun dan laba berihnya mencapai Rp 394 miliar. Itu artinya jika terealisasi pendapatan WEGE bisa tumbuh 28% dan laba bersihnya bisa meningkat 38% di tahun 2018. Sepertinya kinerja WEGE masih bisa bertumbuh dan pertumbuhannya sangat pesat yakni diatas 25%.
4. Valuasi Harga Saham
Sama seperti IPO anak BUMN yang lain saham WEGE turun dan bertahan di level dibawah IPOnya yang berharga 290. Pada saat artikel ini ditulis harga saham WEGE adalah 280. Dengan laporan keuangan WEGE di tahun 2017 yang telah dipublikasikan maka WEGE memiliki PER sebesar 5,7 dengan laba bersih per saham sebesar Rp 49 dan PBV saham WEGE diharga 280 adalah 1,5. Nilai tersebut jauh sangat murah dibandingkan dengan kinerjanya dan proyeksi kinerjanya di tahun 2018 yang tumbuh dengan pesat. Itu artinya di harga 280 saham WEGE bisa dibilang undervalue karena pasar tidak mengapresiasi saham WEGE.
Kesimpulan:
Kinerja yang cemerlang tidak membuat saham WEGE bergerak naik dan menjadi mahal. Dengan kinerja di tahun 2017 yang tumbuh pesat saham WEGE masih undervalue di harga 280 dan ini adalah kesempatan untuk mengoleksi saham dari perusahaan yang berkinerja bagus ini.
0 komentar:
Post a Comment