Di bulan Maret ini ada satu perusahaan yang menarik perhatian saya yaitu adalah PT Sky Energy Indonesia. Sky Energy bergerak di bidang energi baru yang terbarukan yaitu dengan memproduksi panel surya. Bicara prospek jangka panjang tentu saja prospeknya sangat bagus karena energi baru terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sedang berkembang di dunia. Banyak negara-negara yang sedang mengembangkan pembangkit listrik jenis ini. Sehingga seiring berjalannya waktu kebutuhan akan panel surya akan meningkat terus di masa depan. Prospek hanyalah prospek jika tidak terdapat profit di dalamnya. Dulu di Amerika Serikat hingga sekarang banyak perusahaan panel surya yang kolaps karena sulit mendapatkan profit. Namun hal itu berbeda dengan Sky Energy ini, justru di tahun 2017 ini merupakan momentum pertumbuhan yang pesat. Berikut ini adalah analisa dari prospektus Sky Energy Indonesia:
Sky Energy Indonesia didirikan pada tahun 2008, perusahaan pada awalnya adalah distributor Photovoltaic / Solar Module dan penyedia layanan teknis (termasuk desain, instalasi dan perawatan) untuk On-grid, Off-grid, dan Hybrid Photovoltaic / Solar Power Plants. Pada tahun 2009, perseroan mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam proyek pemerintah dengan menyediakan infrastruktur listrik dan telekomunikasi di daerah tertinggal. Percaya pada prospek pasar yang belum dimanfaatkan ini, pada tahun 2009 Perseroan bermitra dengan teknologi yang terkenal perusahaan dari Jepang, Hitachi High-Technologies, dan menciptakan Modul Solar kelas internasional di Bogor, Indonesia. Perusahaan telah berhasil mengekspor Modul Solar ke Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Finlandia, dan Jerman. Sekitar 36 persen dari Perusahaan September 2017 pendapatan berasal dari ekspor. Pada tahun 2016, Perusahaan telah mencapai kapasitas produksi 100MW untuk Solar Module dan 50MW untuk Sel Surya. Di tahun 2017 perusahaan menjadi produsen modul surya terbesar di Indonesia.
2. Kinerja Sky Energy Indonesia
Dalam 4 tahun terakhir pendapatan perseroan terus bertumbuh dengan peningkatan pesat dalam laba bersih. Proyeksi pendapatan perusahaan di tahun 2017 adalah sebesar Rp 419,89 miliar angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan pendapatan di tahun 2016 yang sebesar Rp 329,26 miliar. Sedangkan laba bersih di tahun 2017 diproyeksi sebesar Rp 24,85 miliar yang meningkat pesat dibandingkan di tahun 2016 yang sebesar Rp 13,22 miliar. Dalam 4 tahun CAGR pendapatan dan laba bersih mencapai masing-masing sebesar 24% dan 46%. Tentu hal ini adalah indikasi positif dan pembuktian yang nyata bahwa Sky Energy memang memiliki profitabilitas yang besar. Berikut ini adalah highlight dari kinerja Sky Energy Indonesia.
Kinerja Sky Energy Indonesia 4 Tahun Terakhir Sumber: Mirae Asset Sekuritas |
3. Prospek ke Depan
Rencananya Sky Energy akan meningkatkan kapasitas hingga 200 MW untuk Module Solar dan 100 MW untuk Sel Surya. Angka itu meningkat 100% dengan kapasitas di tahun 2016. Pangsa pasar untuk listrik sangat besar dan industri listrik sedang bertransformasi dari pembangkit listrik yang tadinya menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak dan batubara yang idak ramah lingkungan dan terbatas menjadi pembangkit listrik dengan energi terbarukan yang ramah lingkungan seperti angin, matahari dan panas bumi. Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara-negara maju yang mulai bertransformasi. Kebutuhan pasar dunia untuk sel surya akan terus tumbuh dan itu menjadi pasar ekspor yang besar. Selain itu pemerintah juga sedang berusaha untuk bertransformasi dengan mengembangkan potensi energi terbarukan dan itu menjadi pasar yang besar karena sampai saat ini kontribusi energi terbarukan masih sangat kecil.
3. Valuasi dan Harga Saham
Saat ini Sky Energy belum masuk ke dalam bursa sehingga kita tidak dapat menganalisanya secara real. Namun dengan mengasumsikan harga penawaran dari Rp 375 - Rp 450 kita dapat menarik kesimpulan. Sky Energy akan melepas 20% sahamnya ke publik dengan proyeksi maksimal perolehan dananya sebesar Rp 90 miliar. Di harga Rp 450 berarti Sky Energy memiliki valuasi PER sebesar 18 untuk proyeksi laba bersih di tahun 2017 yang bisa mencapai Rp 25 miliar serta PBV sebesar 2,3 apabila harganya Rp 450. Namun valuasi tersebut bisa lebih rendah hingga PER 15 di harga Rp 375. Valuasi itu masih tergolong normal dan terlihat undervalue jika melihat kinerjanya di masa lalu serta prospek ke depannya yang besar.
Kesimpulan:
Prospek Sky Energy yang bergerak dalam bidang manufaktur sel surya sangat cerah di masa depan dengan pertumbuhan yang pesat pada energi terbarukan. Prospek itu dibarengi dengan kinerja yang bagus di masa lalu sehingga saham Sky Energy masih cocok secara fundamental karena harganya juga yang normal dan cenderung undervalue.
PS: Bagi anda yang ingin melihat prospektus IPO Sky Energy saya akan memberikan link untuk mendownloadnya dari Mirae Asset, klik disini
0 komentar:
Post a Comment